NGAMPRAH,BBPOS- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Kabupaten Bandung Barat (KBB), Ridwan Abdullah Putra menegaskan, pihaknya,menyambut baik dan mendukung sepenuhnya Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan tersebut sebagai bentuk antisipasi dini terhadap potensi peningkatan kasus COVID-19,
“Di beberapa negara tetangga munculnya varian-varian baru seperti XEC, JN.1, LF.7, dan NB.1.8. Oleh karena itu, penyebaran virus tersebut harus diwaspadai,” katanya saat dihubungi, Selasa (3/6/2025).
Ia mengatakan, sejauh ini secara nasional dan di Bandung Barat tren kasus saat ini masih terkendali namun kewaspadaan tetap harus ditingkatkan untuk mencegah lonjakan kasus.
“Ada beberapa hal yang kami tindaklanjuti sesuai SE tersebut yakni Pemantauan dan verifikasi tren kasus ILI/SARI/COVID-19 melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),” katanya.
“Pengaktifan kembali Tim Gerak Cepat (TGC) dan pelaksanaan surveilans aktif. Koordinasi dengan laboratorium dan fasilitas kesehatan dalam pengambilan spesimen dan pelaporan hasil,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya bakal masih melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat untuk menerapkan PHBS, memakai masker bila sakit, serta segera berobat jika mengalami gejala.
“Selain itu, kami pun menyusun pemetaan risiko dan kesiapan fasyankes untuk kemungkinan perawatan kasus,” katanya.
Masih kata Ridwan, sebagai langkah antisipasi pihaknya fokus pada langkah promotif, preventif, serta deteksi dini. Edukasi kepada masyarakat kembali digencarkan.
“Selain itu, petugas kami di puskesmas maupun rumah sakit diminta meningkatkan pengawasan terhadap kasus-kasus infeksi saluran pernapasan akut,” katanya.
“Jika ada indikasi peningkatan, akan dilakukan investigasi epidemiologi dan pelaporan ke sistem nasional dalam waktu kurang dari 24 jam. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian penyakit,” sambungnya.
Ia menegaskan, hingga saat ini, tren kasus COVID-19 di KBB masih landai dan belum menunjukkan lonjakan berarti. Berdasarkan data minggu ke-20 tahun 2025, tidak ada peningkatan signifikan.
“Namun, kami tetap waspada karena mobilitas penduduk dan potensi varian baru tetap bisa menjadi faktor risiko. Kegiatan pemantauan aktif terus berjalan, dan kami siap menanggapi apabila ditemukan kasus baru,” katanya.
Saat disinggung terkait vaksinasi COVID-19 di Bandung Barat, ia menegaskan, cakupan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi. Pihaknya berhasil mencapai cakupan lebih dari 90% untuk dosis pertama dan kedua, serta program vaksinasi booster juga telah dilaksanakan dengan antusiasme masyarakat yang cukup baik.
“Pengalaman ini menjadi modal penting bagi kami dalam menghadapi potensi gelombang baru, termasuk untuk rencana vaksinasi lanjutan jika diperlukan oleh Kementerian Kesehatan,” pungkasnya.