BATUJAJAR,BBPOS,- Polemik pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum yang mengusulkan poligami sebagai langkah menekan angka penularan HIV/AIDS mendapat tanggapan monohok dari Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono.
Dante mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memiliki skema khusus yang lebih efektif untuk menangani HIV/AIDS.
“Kita melakukan surveilans dengan baik, dan langkah pertama (melacak) populasi kunci. Yang terpenting kita melakukan deteksi pada kelompok yang berisiko tinggi. Risiko tinggi itu diperlukan dengan skrining, dan itu menjadi lebih tercover,” katanya kepada wartawan.
Ia menjelaskan, populasi kunci yang dimaksud itu yakni kelompok yang berperilaku sering bergonta-ganti pasangan dan bertukar jarum suntik.
“Misalnya wanita pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna napza suntik (penasun),” jelasnya.
Setelah menemukan para penyintas HIV/AIDS, sambung dia, maka perlu dilakukan skrining terhadap para pasangan mereka. Sebab, pasangan para penyintas HIV/AIDS masuk dalam bagian populasi kunci.
“Kemudian kedua ada pada populasi kunci yaitu pasangannya. Pasangannya itu harus dilakukan pemeriksaan juga,” ujarnya.
Ia menuturkan, skrining HIV/AIDS selanjutnya yakni menyasar kepada ibu hamil, sebab ibu hamil ini dinilai rentan menularkan virus secara vertikal kepada bayi yang dikandungnya.
“Maka semua ibu hamil harus diperiksa HIV/AIDS-nya karena ini menurun secara vertikal, bisa menular kepada anak. Sehingga nanti pemeriksaan pada ibu hamil ini akan membuat surveilansnya lebih baik,” tandasnya.