BATUJAJAR,BBPOS- Hari kedua pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berjalan lancar. Bahkan Program yang dijalankan di Kecamatan Batujajar tersebut menjangkau 3.500 porsi.
Pada tahap pertama, program MBG terealisasi di SDN Batujajar 1, SDN Batujajar 2, SDN Batujajar 3, juga meliputi SDN Cibungur 2 Batujajar dan SDN Cibungur 1.
Selanjutnya di SDN Jalantir, SDN Batujajar 1, SDN Batujajar 2, SDN Batujajar 3, SDN Galanggang 3, SDN Sinarjaya, SDN Dar Al Iman. Selain sekolah, MBG juga diberikan terhadap ibu hamil sebanyak 56 orang dan pondok pesantren (Ponpes) At-Tafsir sebanyak 84 santri.
Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir Hasyim menjelaskan, untuk menyediakan 3500 porsi MBG ini mengoptimalkan satu unit Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum.
“Untuk tahap awal Program MBG yang berlangsung secara nasional. Setiap SPPG akan menyediakan sebanyak 3.500 porsi,” katanya, Selasa (14/1/2025).
Ia menambahkan, berdasarkan data dari SPPG, 3.500 porsi makanan tersebut dibagikan mulai dari kelas 1 hingga 6, dengan rincian, SDN 1 Batujajar 544 siswa.
“Sementara di SDN 2 Batujajar ada 475 siswa dan 507 di SDN 3 Batujajar. Sisanya untuk sekolah lain, ibu hamil dan santri. Kebanyakan siswa SD, ada juga dari pesantren dan ibu hamil,” ujar dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, program MBG tak hanya disambut baik oleh para siswa, tapi juga oleh orang tua.
“Lalu saya diskusi dengan orang tua siswa mereka menyambut gembira. Bahkan di SDN 1 dan 3 Batujajar ini mereka (Ortu Siswa) ikut ngangkut membantu saat menu MBG datang,” katanya.
Ia menyebut, guna mengakomodir seluruh siswa sekolah dasar yang ada di Kabupaten Bandung Barat dalam Program Makan Bergizi Gratis tersebut, Ade Zakir telah memproyeksikan sekitar 80 SPPG.
“Untuk tahap pertama tentu kami mengikuti target yang ditetapkan oleh pusat ada satu dapur melayani 3.500 penerima. Tapi memang ini sepenuhnya dari pusat. Di Bandung Barat siswa ada 240 ribu. Kalo misalkan satu dapur 3.000 porsi, berarti kurang lebih membutuhkan 80 dapur untuk mengakomodir semuanya,” katanya.
Ia optimis bisa memenuhi target pelaksanaan MBG hingga kewilayahan pelosok Bandung Barat. Terutama di wilayah selatan yang membutuhkan perlakuan khusus. Mengingat beberapa diantaranya sulit diakses.
“Ya harus, nanti mungkin disesuaikan dengan wilayah karakter Bandung Barat. Batujajar ini kan wilayah perkotaan, mungkin nanti wilayah selatan ada perlakuan khusus. Yang pasti kita dukung program MBG ini dan saya yakin kalau saya cek dan lihat ini siswa senang. Tapi memang masih menunggu dari pusat,” katanya.