PADALARANG, BBPOS,- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan akan mengutamakan kader partai untuk mengikuti pemilihan presiden atau Pilpres 2024, ketimbang memikirkan calon wakil presiden (Cawapres) mendatang.
Menurutnya, PKS saat ini mendorong para kadernya untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas Harapannya, para kader tersebut dapat menjadi kandidat capres dan cawapres 2024.
“Pembahasan melalui tim-tim kecil sudah kita lakukan, namun untuk saat ini kita lebih mengutamakan ektabilitas dan popularitas partai,” kata Ahmad di Padalarang, Sabtu (21/1/2023).
Kendati demikian, terkait Cawapres 2024 Ahmad mengatakan masih terus melakukam pembahasan dengan sejumlah partai koalisi diantaranya partai Nasdem dan Demokrat.
Pembahasan tersebut harus dilakukan lantaran PKS tidak hanya menjadi partai pengusung saja. Namun, pihaknya berkeinginan untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang.
“Terkait siapa nanti Cawapresnya yang bakal mendampingi Capres dan hal ini pun memang membutuhkan waktu. Mungkin saja nanti ketika menentukan siapa Cawapres yang bakal mendampingi bisa jadi diperlukan survei lebih dulu,” ujarnya.
“Kita juga melihat partai-partai lain belum ada yang mendeklarasikan siapa Cawapresnya,” sambungnya.
Ia mengaku, pihaknya belum menyebutkan nama. Namun, dari sisi lain partai-partai koalisi tentunya sudah sangat mengarah.
“Tentu ini menjadi bagian dari ikhtiar kita, meski dalam amanah Majelis Syuro PKS belum menyebutkan siapa saja tokoh-tokohnya,” ucapnya.
Disinggung soal potensi kantong suara di daerah, ia menyebut, Jawa Barat termasuk salah daerah yang memiliki potensi besar kantong suara.
“Justru kenapa saya harus hadir secara langsung di Jawa Barat, karena kita melihat Jabar ini ingin menjadi inspirasi kepada daerah-daerah lain,” sebutnya.
Bahkan, sambung dia, seluruh dapilnya pun sudah ada yang menjadi anggota dewan di DPR RI dan tentu ini yang menjadi pembeda dengan daerah lain.
“Misalnya, untuk di Jawa Tengah dari 10 dapil baru ada 5 yang masuk di DPR RI, Jawa Timur dari 11 dapil baru ada 2 orang. Nah, itu memang terasa berat karena itu kita ingin menjadikan daerah lain seperti Jabar,” tutupnya.