NGAMPRAH, BBPOS,- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB), menginventarisasi benda diduga peninggalan sejarah yang banyak ditemukan warga.
Pamong Budaya Ahli Muda Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bandung Barat Asep Diki mengatakan hingga saat ini telah ada 250 benda peninggalan sejarah mulai dari bangunan serta struktur situs.
“Sejauh ini yang sudah tercatat ada 250 benda yang diduga peninggalan sejarah. Itu berdasarkan hasil temuan masyarakat,” kata Asep Diki saat ditemui wartawan, Rabu (8/2/2023).
Ia merinci dari 250 benda yang diduga peninggal sejarah itu diantaranya, 163 situs, 22 struktur, 59 bangunan, benda 2 serta 4 kawasan yang sudah terekapitulasi di Disparbud KBB.
“Sebetulnya kita juga mulai menjajaki beberapa perkebunan di mana ada informasi adanya bangunan-bangunan peninggalan zaman Belanda,” ujarnya.
Salah satu di antaranya, adanya Villa Merah yang berlokasi di Kampung Sukawana, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong atau tepatnya berada di kawasan perkebunan teh sukawana yang dikelola oleh PTPN VIII ternyata miliki sejarah panjang.
“Villa Merah ini merupakan bangunan peninggalan masa kolonial belanda yang dibuat sekitar tahun 1900-an,” paparnya.
Selanjutnya, kata dia, ada Gedung Stasiun Padalarang yang saat ini telah direkomendasikan sebagai Cagar Budaya dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) turun ke lapangan untuk melakukan pendataan.
“Rekomendasinya sudah ada tinggal proses di Bagian Hukum Setda KBB. Jadi, tinggal nunggu tandatangan pak bupati yang sekarang sedang umroh,” katanya.
“Namun, ada tambahan yaitu menara air atau water toren Stasiun Padalarang juga yang menjadi saksi sejarah urat-urat rel besi mulai menjalar di Tatar Pasundan,” sambungnya.
Kendati begitu, menurut Asep, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan saat ini hanya melakukan pendataan dan perawatan sebisa mungkin dengan melibatkan pihak desa. Hal itu karena untuk mengidentifikasi lebih dalam atas temuan tersebut, pihaknya tidak memiliki kemampuan dan keahlian.
“Itu dilakukan sebagai upaya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, serta pelestarian nilai-nilai budaya yang memiliki nilai historis yang panjang dalam setiap obyeknya,” tuturnya.
Ia menambahkan, Adapun temuan terbaru di Pusdiklatpasus Kopassus, Kecamatan Batujajar yaitu terdapat sejumlah bangunan peninggalan dan makam Belanda.
“Ada beberapa sih di sana, seperti water toren, bangunan mess untuk perwira, kesatriaan dan makam Belanda. Termasuk, ada juga tempat latihan yang usianya lebih dari 50 tahun,” tandasnya.