NGAMPRAH, BBPOS,- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengungkap penyebab 109 orang keracunan di Kampung Cilangari RW 11 Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, KBB.
Dari hasil laboratorium diketahui makanan yang diduga menjadi penyebab utama dalam peristiwa keracunan massal yang terjadi pada Minggu 12 Februari 2023 lalu.
Kepala Dinkes KBB Hernawan Wijayanto, mengatakan pihaknya telah menguji mikroba sampel makanan. Dari empat sampel makanan yang diperiksa itu terdeteksi satu bakteri.
“Mengambil empat sampel di dalam nasi kotak yakni nasi putih, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang. Uji Laboratorium menemukan kandungan bakteri Staphylococcus aureus di dalam nasi putih,” kata Hernawan, Jumat (17/2/2023).
Ia menyebutkan, di dalam nasi putih positif ada bakteri Staphylococcus aureus. Sedangkan sampel lainnya aman dari bakteri dan cemaran bahan kimia lainnya.
Menurutnya, bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang memiliki sifat resistensi terhadap panas. Bakteri jenis ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.
Ketika bakteri sudah berpindah ke makanan, proses kembang biaknya pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi pencernaan. Gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri, kram perut, hingga mual dan muntah.
“Jika makanan terkontaminasi, bakteri ini dapat berkembang biak di dalam makanan dan menghasilkan racun yang dapat membuat orang sakit. Bakteri Staphylococcus aureus dapat dibunuh dengan proses pemasakan, tetapi racunnya tidak hancur dan masih dapat menyebabkan penyakit,” terangnya.
Bakteri ini diduga berkembang biak dalam makanan dan menghasilkan racun terutama jika makanan disimpan pada suhu kamar. Racun mungkin ada dalam jumlah berbahaya pada makanan yang tidak memiliki tanda-tanda pembusukan, seperti bau yang tidak sedap.
“Makanan yang tidak dimasak setelah penanganan seperti irisan daging, produk unggas dan telur, susu dan produk susu, puding, kue kering, sandwich, dan lainnya sangat berisiko terkontaminasi Staphylococcus aureus,” jelas Hernawan.
Seperti diketahui, ratusan warga itu keracunan setelah menyantap hidangan di acara keagamaan yang digelar di Masjid Assaniyah, pada Sabtu (11/2/2023) malam. Kemudian pada Minggu (13/2/2023) pagi satu per satu dari warga itu harus menjalani perawatan medis.
Dari total 106 warga yang keracunan itu, saat ini sudah berangsur pulih, tetapi dua orang di antaranya yakni Darmat (63) dan Aisyah (70) dinyatakan meninggal dunia akibat mengalami komplikasi infeksi pada organ pencernaannya.