Padalarang, BBPOS – Sejumlah warga menolak dengan kebijakan Pemkab Bandung Barat membangun TPS Pasar Tagog Padalarang di Bahu jalan.
“Sekarang sudah macet, apalagi kalo para pedagang dialihkan ke bahu jalan. Dampaknya akan semakin macet,” ujar Jendra warga RW 11 desa Kertamulya kepada BBPOS, Selasa (4/8).
Menurut Jendra ada 4 RW yang menolak pengalihan para pedagang pasar di bahu jalan itu yakni RW 11, 12, 13 dan 14. Namun yang paling terdampak itu RW 11 dan 12.
“Sampai kemaren hari senin memang ada pengukuran sampe magrib di bahu jalan. Dengan adanya pasar itu posisi dampak dan imbasnya lebih banyak ke rw 11 dan sekarangpun kalo memang jalan searah ditutup pun larinya ke rw 11 semua akses jalannya,” terang Jendra.
Hingga saat ini kata dia, baik pihak pemerintah KBB dan pengembang tidak ada sosialisasi terkait penggunaan bahu jalan bagi para pedagang pasar tagog sementara.
“Katanya akan ada sosialisasi, tapi sampai sekarang tidak ada. Masyarakat Kertamulya tidak ingin merugi,” jelas dia.
Keluhan lain dilontarkan Cevi yang juga pengguna jalan pasar Tagog Padalarang. Menurutnya pemerintah KBB sedari awal harus memiliki solusi yang tepat terkait rencana pengalihan para pedagang ke bahu jalan. Hal ini untuk mengurangi dampak macet yang dinilai akan merugikan masyarakat.
“Setiap hari saya lewat sini. Pasar di dalam saja sudah buat macet, apalagi kalau di bahu jalan dampaknya pasti makin macet mas,” ujar cevi warga Padalarang
Cevi meminta Pemkab Bandung Barat untuk memikirkan para pengguna jalan, agar aktivitas warga tidak lagi terkendala macet dan bisa kembali normal.
“Harapannya pemerintah dan pengelola pembangunan pasar Tagog Padalarang lebih memperhitungkan pengalihan para pedagang pasar. jadi arus kan bisa lebih cepat untuk menempuh segala arah. Karena ini kan juga berpengaruh pada perekonomian,” tandasnya.