Ngamprah, BBPOS – Sudah sembilan bulan Pekan Olahraga (Porda) 2018 selesai digelar. Namun, siapa sangka bila ajang multi event terbesar di level provinsi tersebut masih menyisakan sejumlah masalah.
Salah satunya adalah terlambatnya penerimaan bonus untuk para atlet yang berhasil membawa pulang medali. Seperti yang dialami atlet-atlet di Kabupaten Bandung barat.
Hingga saat ini mereka belum juga mendapatkan kejelasan kapan sisa bonus yang dijanjikan oleh pihak Dinas Kepemudaan dan Olahraga maupun pihak Koni Bandung Barat dibayarkan.
Satu diantara atlet penerima medali dari Cabang Olahraga (Cabor) Dayung, Asep Ridwan Setiawan (23) mengaku kecewa dengan sistem kajian yang dilakukan pihak pemerintah Bandung Barat. Lantaran sebelumnya dijanjikan akan menerima bonus usai pagelaran Porda berakhir, namun hingga saat ini masih belum ada kejelasan.
“untuk atlet-atlet di Kabupaten lain bonusnya sudah dibayarkan semua, tentu kita kecewa karena tidak sesuai dengan yang dijanjikan,” ujarnya saat dimintai keterangan melalui saluran telepon, Selasa (9/7/2019).
Lebih lanjut Asep mengatakan kalau pada laga Porda tahun 2018 lalu dirinya berhasil meraih dua mendali perak. Pihaknya bersama atlet lain di Bandung Barat butuh kepastian jelas.
Menurutnya, keterlambatan seperti ini baru terjadi di Bandung Barat, berbeda dengan Kabupaten/kota lain yang sudah cair full.
“Kabupaten lain itu udah pada cair semua dan kbb baru kali ini dicicil, kalo ga ada kepastian kita udah sepakat kita akan ke dispora lagi untuk meminta hak kita,” ungkap Asep.
Asep pun meminta kepada Dispora maupun Koni untuk mempersiapkan kajian sistem yang matang. Jangan sampai atlet unggulan KBB hengkang ke Kabupaten/kota lain.
“Kalo dampak buruknya saya jujur pribadi KBB porda tahun 2022 tuan rumah kalo ini belum diselesaikan jangan harap masuk di tiga besar. Bisa aja atletnya pada lompat ke kabupaten/kota lain,” imbuh Asep.
Senada dengan Atlet Gate Ball Handini indrayani putri (24), tahun 2022 KBB akan menjadi tuan rumah Porda, dengan tidak ada kejelasan seperti ini, tentu akan menjadi bumerang untuk Bandung Barat.
Sebab kata dia, atlet yang meraih mendali sudah memberikan raihan yang unggul bagi nama Bandung Barat. Baginya atlet KBB siap angkat kaki bila sistem kajian Bandung Barat dinilai tidak memprioritaskan atletnya.
“Mandang tuan tumah porda yang akan datang. Ya, itu sih jadi bumerang untuk mereka sendiri karena Atlet siap angkat kaki kalo ga bener terus. Lebih baik ikut yang lain aja, banyak ko atlet unggulan yang bilang itu, tapi pihak mereka ga mikirin ke situ,” ujar Handini.
Diakui Handini, untuk atlet peraih medali dijanjikan akan dibayar setengah dari raihan permendali. Namun pihaknya menilai bonus yang cair kemarin pun tidak setengahnya melainkan seperempat.
“Banyak banget yang belum cair dan saya kan dapet dua mendali kan harusnya otomatis dua mendali itukan setengahnya dan ini baru setengahnya juga dari satu mendali. Jadi dibayrakan ini bukan setengahnya, tapi seperempatnya,” terang Handini.
Untuk itu, Handini berharap kepada pihak-pihak yang menjanjikan bonus tersebut baik dari KONI maupun Pemerintah Bandung Barat dapat segera merealisasikan pembayaran bonus bagi atlet yang telah meraih mendali pada Porda kemarin.
Menurutnya jika hal ini tidak kunjung direaliasikan akan banyak atlet yang berencana untuk membela daerah lain lantaran kecewa.
“Banyak dari teman-teman peraih medali lainnya kecewa dengan hal ini, mending saya ikut daerah lain kalau seperti ini jadinya,” ketusnya. (Wit)