BANDUNG,BBPOS – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar intensif melaksanakan pengetesan Covid-19. Hingga saat ini, setidaknya 15.500 alat tes Polymerase Chain Reactioan (PCR) atau swab dan 120.655 alat rapid test telah didistribusikan.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani, menjelaskan, hal tersebut dilakukan guna mendapatkan peta persebaran Covid-19 secara komprehensif.
“120.655 rapid diagnostic test (RDT) ke 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, dan institusi pendidikan di Jabar. Hasilnya, sebanyak 3.209 warga Jabar terindikasi positif COVID-19 atau reaktif,”katanya, Jumat (21/5/2020).
Ia menambahkan, menindaklanjuti hasil tes cepat (rapid tes), Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar melaksanakan tes swab bagi warga terindikasi positif COVID-19, dan 231 warga Jabar dinyatakan positif COVID-19.
“Hal itu dilakukan untuk melacak kontak terpapar COVID-19, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien COVID-19. Selain itu, pengetesan secara masif akan membuat peta persebaran COVID-19 di Jabar semakin komprehensif,”katanya.
Berli menyebut, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi sebagai momentum pengetesan masif COVID-19. Pasalnya, pergerakan masyarakat mulai menurun sehingga potensi penularan COVID-19 lebih rendah.
“Wilayah Bodebek (Kota Bogor, Bekasi, Depok, Kabupaten Bogor, dan Bekasi) dan Bandung Raya (Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang) yang merupakan zona merah COVID-19 diutamakan untuk pengetesan swab,”jelasnya.
Berli menjelaskan, pengetesan masif difokuskan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan tenaga kesehatan yang berada di zona merah. Selain itu, pengetesan COVID-19 dilakukan juga di pasar tradisional yang berpotensi menjadi klaster penyebaran COVID-19.
“Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar,”katanya.
Untuk mencapai target tersebut, kata Berli, pihaknya melakukan pengadaan alat tersebut berasal dari Belanja Tidak Terduga (BTT) yang dialokasi untuk penanganan Covid-19.
“Selain itu, Bantuan alat tes dari sejumlah pihak pun terus mengalir, seperti dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),”pungkas Berli. (Hms)