Ngamprah, BBPOS – Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bandung Barat (KBB) Iwan Setiawan berpendapat jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan dikhawatirkan akan memperburuk kondisi saat ini.
“Disituasi menjelang hari raya Idul fitri, kebanyakan masyarakat menganggap seolah-olah tidak ada wabah, nah ini yang kita khawatirkan. Oleh karena itu kita akan terus mendorong Pemda Bandung Barat untuk lebih kosen di PSBB parsial tahap 3 ini,” ujar Iwan di Kantor DPC Demokrat, Kamis (21/05/2020).
Menurut Iwan PSBB KBB di tahap 1 dan 2 dinilai belum membuahkan hasil sesuai terget. Buktinya, kata dia, masih banyak warga Bandung Barat yang berkeliaran terlebih di pasar tradisional maupun di waktu menjelang berbuka puasa. Fenomena itu dinilai bisa terjadi karena tidak adanya ketegasan aturan PSBB.
“Jangan sampai grafik tren COVID-19 naik dan memuncak. Apalagi sebelum turun sudah diberikan kelonggaran atau relaksasi itu dikhawatirkan justru akan semakin tidak terkendali pemyebarannya,” kata dia.
Iwan menjelaskan PSBB memang bukan karantina wilayah secara menyeluruh. Namun PSBB perlu mengkonsolidasi warga agar benar-benar tetap di rumah selama 14 hari pelaksanaan. Aktivitas warga, kata dia, hanya dibolehkan untuk keperluan pembelian bahan-bahan pangan atau kebutuhan mendesak.
Kalo seandainya grafik penyebarannya belum turun lanjut dia, maka pandangan PSBB itu harus terus diperpanjang. Sehingga diharapkan betul-betul memutus mata rantai penyebaran CPVID-19.
“Terbayanglah apabila kelonggaran dilakukan, lalu kemudian penyebaran virus jadi tidak terkendali maka konsekuensinya adalah pasti daya tampung rumah sakit menjadi pebuh dan itu juga sangat melelahkan tenaga medis pasti. Kita harus menghargai pengorbanan tenaga medis, jangan sampai pengorbanan mereka sia-sia,” urai Iwan.
Iwan mengatakan, jika Bandung Barat ingin mengedepankan tatanan hidup normal atau “new normal life” seharusnya ketika kondisi sudah normal, bukan saat kondisi grafik naik, lalu kita mulai bebas.
“Maksimalkan dulu PSBB di KBB, ini untuk menekan tingkat grafik agar lebih menurun. Namun setelah menurun pun bukan berarti kita bebas masuk pada kondisi normal,” katanya.
Iwan melanjutkan, new normal life bisa dijalankan dengan landasan sikap demokratis, yaitu mengajak maksimalkan sampai betul-betul menurun kasusnya.
“Setelah itu baru kita bisa katakan normal dan tidak mungkin dalam 100 persen. Kemudian virus ini tidak akan berstatus warning,” ujarnya.
Iwan mengaku, pihaknya sangat konsen terhadap penanganan pemulihan Covid-19 di KBB. Menurutnya, PSBB masih harus dilakukan , jangan sampai grafik belum turun peningkatan penyebaran meningkat.
“Jika adanya kelonggaran dikhawatirkan penyebaran virus tidak terkendali,” ujarnya.
Iwan menilai, disatu sisi KBB masuk dalam zona biru merupakan kabar bahagia. Namun pihaknya meminta masyarakat jangan terlena, waspada harus, maksimalkan pemeriksaan sampling, kalau samplingnya sedikit maka temuannya sedikit.
“Kita berulang kali mengimbau agar masyarakat bisa sadar secara penuh, menjelang lebaran ini memang kondisinya dilematis ditengah budaya masyarakat yang tidak bisa disiplin dan mengendalikan diri untuk tidak keluar rumah,” paparnya.
Iwan menambahkan, pihaknya tetap mendorong pemda untuk bisa mengendalikan dan menertibkan di pasar pasar tradisional, apakah dengan jam operasional diatur atau jumlahnya diatur.
“Kita tidak berharap ada PSBB lanjutan.
Menuju normal life, harusnya dalam kondisi kita sudah turun bukan pada saat kita naik,” tandasnya.