NGAMPRAH,BBPOS- Sebanyak 111 hektar sawah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dilaporkan mengalami kekeringan akibat dilanda kemarau panjang sejak pertengahan tahun 2024.
Kepala DKPP KBB, Lukmanul Hakim menjelaskan, sebanyak 71 hektar masuk kategori kekeringan ringan dengan indikator kerusakan tanaman 25 persen.
“Sisanya sebanyak 40 hektar sawah, masuk kategori kekeringan sedang dengan kerusakan tanaman padi mencapai 50 persen,” katanya.
Ia menambahkan, lahan yang mengalami kekeringan tersebut tersebar di Kecamatan Batujajar, Sindangkerta, Cipongkor, Ngamprah, dan Cikalongwetan.
“Pemerintah Daerah telah melakukan penanganan dan berusaha melakukan pemulihan bagi 71 hektar sawah yang terdampak kekeringan ringan,” katanya.
“Totalnya 111,3 hektar sawah. Mudah-mudahan kategori ringan bisa pulih setelah kita lakukan intervensi. Jadi yang sekarang masuk kategori kekeringan sedang itu 40 hektar,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan produksi padi dengan melakukan Perluasan Area Tanam (PAT) melalui pompanisasi pada musim kemarau di sawah tadah hujan.
“Jadi lahan sawah tadah hujan yang menjadi potensi PAT seluas 5.508 ini indeks pertanamannya dapat meningkat. Misalnya dalam satu tahun hanya bisa satu kali tanam tapi dengan pompanisasi ini bisa dua atau tiga kali tanam,” katanya.
“Jika musim kemarau seperti ini justru para petani dibantu meningkatkan indeks pertanamannya. Musim hujan bisa menanam dan musim kemarau juga bisa menanam dengan bantuan pompanisasi,” imbuhnya.
Ia menyebut, pompanisasi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan air permukaan seperti danau dan sungai, maupun air tanah dalam.
“Satu mesin pompa air dapat mengairi lahan lima sampai sepuluh hektare. Dengan begitu, hasil panen para petani di musim kemarau masih dapat produktif. Luas layanan untuk satu mesin pompa kecil itu 5 sampai 10 hektar tergantung dari karakteristik area lahannya,” katanya.
Ia menegaskan, saat ini pihaknya sudah mendistribusikan 64 mesin pompa, 15 unit Irpom, 180 unit pompa milik Brigade Kodim 0609, 36 pompa dari anggaran ABT, dan 136 pompa realokasi Brigade Provinsi.
“Semuanya sudah tersalurkan ke masyarakat dan kelompok tani guna mencegah kekeringan dan meningkatkan produktivitas,” jelas dia.
Masih kata dia, setiap hari pihaknya bersama unsur TNI turun langsung kepada para petani memastikan lahan para petani ini terbantu dengan program pompanisasi.
“Hingga 2 September 2024 ini setidaknya sudah ada 728 laporan pemanfaatan pompa air oleh para petani di Kabupaten Bandung Barat,” tandasnya.