NGAMPRAH, BBPOS- Salah satu cara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat untuk menciptakan lapangan kerja yang terus berkurang sejak terjadinya pandemi Covid-19 yakni dengan menggulirkan program petani dan peternak zilenial.
Program dengan konsep pengembangan agribisnis yang maju, mandiri, modern, berdaya saing dan menguntungkan dinilai dapat melahirkan generasi petani dan peternak dari kalangan zilenial.
“Tujuan dari program petani dan peternak zilenial KBB ini dilaksanakan dengan berbagai tujuan, salah satunya untuk mendorong regenerasi petani peternak KBB,” ujar Plt. Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan, Senin (25/4/2022).
Menurutnya, program tersebut memanfaatkan teknologi digital yang efektif dan efisien sejalan dengan pembangunan pertanian 4.0.
Berdasarkan catatan yang dimilikinya, jumlah zilenial di KBB mencapai 464.462 jiwa atau sekitar 25,54 persen dari total penduduk. Hal itu menunjukkan tingginya potensi kaum zilenial untuk turut berkontribusi dalam berbagai sektor pembangunan.
“Khususnya dalam sektor pertanian, mengingat sebagian besar wilayah Bandung Barat merupakan kawasan pertanian,” ujarnya.
Ini merupakan program unggulan yang digulirkan Pemda KBB di bawah kepemimpinan Hengki Kurniawan. Sebagai upaya untuk menciptakan ketahanan pangan di masyarakat, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani, serta menyiapkan regenerasi petani yang handal.
“Stackeholder sudah merancang sejumlah langkah. Seperti adanya pelatihan, pemagangan seperti dengan pelaku pertanian yang sudah berjalan, KPSBU, baru setelah itu mereka terjun langsung,” katanya.
Ia berharap, output dari program ini dapat meningkatkan produksi pangan, bahan baku industri pengolahan dan komoditas ekspor, mengurangi permasalahan keterbatasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan petani.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) KBB Heru mengatakan, program petani zilenial untuk menciptakan ketahanan pangan di masyarakat, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani, serta menyiapkan regenerasi petani yang handal.
“Program ini untuk menciptakan kemandirian pangan juga, sehingga ke depan tidak impor lagi. Mereka juga nantinya bisa menjadi penyelamat ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.