NGAMPRAH,BBPOS – Pemkab Bandung Barat menargetkan 1.131 orang menjalani tes polymerase chain reactioan (PCR) atau tes swab pada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kedua ini.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 KBB, Agus Ganjar menjelaskan, pada tahap pertama tersebut diprioritaskan terhadap ODP, PDP, tenaga medis serta kelompok rentan yang lain.
“Upaya tes proaktif ini dilakukan sebagai upaya melihat peta persebaran kasus, sehingga pemerintah mudah dalam mengambil langkah penanganan lanjutan,” katanya, Kamis (14/5/2020).
Ia menjelaskan, sajauh ini angka pasien yang terkonfirmasi positif mencapai 45 kasus per hari Rabu (13/5/2020). Jumlah persebaran tertinggi berada di Kecamatan Padalarang dengan 13 orang kasus positif.
“Selanjutnya,Kecamatan Parongpong 10 kasus, Kecamatan Ngamprah 8 kasus, Kecamatan Lembang 6 kasus, Kecamatan Batujajar 6 kasus, Kecamatan Cisarua 2 kasus, serta Kecamatan Cipatat dan Cillin masing-masing 1 kasus,”jelas Agus.
Agus menyebut, di tiga Kecamatan yakni Parongpong, Ngamprah dan Lembang terdapat 10 orang masyarakat yang dinyatakan sembuh.
Sementara Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dr Maisara mengatakan dari hasil pelaksanaan test swab, ia menilai masih kurang dari harapannya.
“Target tes swab ini adalah orang yang ODP, OTG, PDP alim ulama, masyarakat pasar, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas,” kata dia
Sebelumnya test swab itu yang dilaksanakan sejak Selasa (11/05/2020) itu ditargetkan berakhir pada jumat (15/05/2020) dan hasilnya akan diketahui seminggu kemudian.
Namun begitu menurut Maisara, di hari ke 4 pelaksanaan test swab ini dinilai belum mencapai target. Sebab masih banyak orang yang status ODP, PDP hingga OTG ini masih takut dan sampai enggan untuk datang.
“Yang paling banyak datang itu dari Tenaga Kesehatan (Tenakes) yang sudah terdata di pikobar,” ujar dia.
Secara rinci Maisara mengungkapkan, dari hari pertama hingga selesai ia menargetkan pasien datang itu sebanyak 280. Namun realnya di lokasi hingga hari Kamis ternyata pasien yang datang itu hanya ada 106.
Artinya lanjut dia, banyak masyarakat yang masih tidak sadar diri dan takut ketika akan di test swab.
“Persentasenya kurang lebih tenakes ada sekitar 30 sampai 40 persen. yang lainnya masih takut,” tandasnya.