Cipatat, BBPOS – Kuda-kudaan yang berbahan baku kayu dan berwarna menarik ini masih menjadi mainan primadona di kalangan anak di Indonesia.
Kendati mainan moderen yang bergerak otomatis dan diiringi musik merajarela dan tersedia diberbagai wahana mainan. Namun para pengrajin kuda-kudaan ini terkadang kewalahan memenuhi kebutuhan konsumen.
Salah satunya Ihin (42) warga asal Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat ini yang telah menekuni usaha tersebut sejak 15 tahun lalu.
Ia mengaku, hasil produksinya dipasarkan ke berbagai tempat kios yang menyediakan berbagai kerajinan dan oleh-oleh. Selain itu, ada pengepul yang datang untuk membeli langsung produk hasil kerajinannya.
“Para pembeli hasil kerajinan kami biasanya datang sendiri untuk mengambil barang. Selanjutkan dijual lagi ke sejumlah toko tradisional,” ungkap Ihin.
Dalam sehari Ihin bersama karyawannya dapat membuat 5 – 6 mainan kuda-kudaan. Pembuatan mainan ini sebenarnya sangat sederhana dengan memanfaatkan bahan dasar kayu kapuk yang langsung dikirim dari Saguling.
“Kayu sudah dikirim langsung dari saguling, selain harganya murah juga banyak tersedia disana,” ujarnya.
Ihin menambahkan, harga yang dijual terjangkau dan tahan lama yakni kisaran Rp 150.000 hingga Rp 200.000 serta pemasarannya pun sampai ke luar kota diantaranya Bogor dan Jakarta.
“Sebenarnya kalau dijual sendiri untungnya lebih banyak,” ungkapnya.
Ihin bersyukur usaha yang selama ini yang digeluti masih berjalan dan masih diminati oleh konsumen di tengah persaingan dengan mainan moderen.
“Meskipun banyak mainan modern yang sekarang beraneka ragam jenisnya, namun daya tarik mainan ini selalu ada dan mempunyai konsumen tersendiri yang tetap meminati mainan tradisional seperti ini,” pungkasnya. (WIT)