CiSARUA,BBPOS – Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengungkapkan kerugian peternak sapi akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mencapai Rp 9 miliar dalam kurun waktu tujuh pekan terakhir sejak wabah itu masuk.
“Selama PMK berada di KBB kerugian yang dialami peternak sapi sekitar Rp 9 miliar, baik dari ternak yang mati di potong bersayarat maupun susunya terhenti selama 14 hari dalam masa penyembuhan,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dispernakan, KBB, Wiwin Aprianti, Selasa (28/6/2022).
Wiwin menjelaskan penyakit mulut dan kuku pada sapi ternak membuat masyarakat mengalami kerugian ekonomi yang cukup besar.
Berdasarkan data yang dimiliki Dispernakan KBB, sapi sakit saat ini mencapai 8.213 ekor dengan taksiran kerugiannya rata-rata mencapai Rp 2,5 juta per ekor untuk biaya pengobatan.
Kemudian sapi yang telah sembuh bila dijual akan turun nilainya karena kurang produktif dengan potensi kerugian Rp 4 juta per ekor. Jumlah sapi sembuh sebanyak 5.822 ekor.
Selanjutnya sapi potong bersyarat yang berjumlah 196 ekor juga mengalami penurunan harga mencapai Rp6 juta per ekor.
“Kalau yang mati itu sebanyak 148 ekor. Wilayah yang tertular itu ada di 49 desa dari 14 Kecamatan yang ada di KBB,” kata Wiwin.
Kondisi tersebut, lanjut Wiwin cukup menyulitkan petugas kesehatan hewan yang ada di daerah dalam pemberian vaksinasi PMK kepada sapi yang belum terpapar. Pasalnya, sasaran vaksinasi PMK ditujukan bagi hewan yang belum terjangkit penyakit mulut dan kuku.
“Petugas di lapangan semakin kesulitan, saat ini vaksinasi dikhususkan untuk ternak yang sehat di wilayah yang sehat, apabila diwilayah kandang ada yang terpapar atau yang sakit tidak dilakukan vaksinasi tetapi dilakukan pencegahan dan pengobatan kemudian kami petugas kesulitan mendapatkan ternak yang sehat di wilayah bebas PMK,” pungkasnya.