Malaysia, BBPOS – Para pelajar di Indonesia wajib mensyukuri kondisi pembelajaran yang kondusif dan nyaman. Pasalnya, di daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia tidak sedikit warga Indonesia yang sulit mendapatkan pendidikan dengan layak.
Hal tersebut diungkapkan Atasan Pendidikan dan Budaya (Atdikbud) Kedubes RI Untuk Malaysia, Farid Maaruf dihadapan para peserta IFS IKIP siliwangi Bandung, bertempat di Kedubes RI Malaysia, Senin (11/2/2019).
Menurutnya, akibat hasil pernikahan antara warga Indonesia yang tidak memiliki dokumen resmi (ilegal) yang bekerja di perkebunan sawit di kawasan Malaysia, berimbas pada status kewarganegaraan si anak yang ikut ilegal.
“Kami sering mendatangi WNI yang berada di kawasan antara Serawak-Sabah yaitu perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, anak anak banyak yang tidak sekolah karena tidak memiliki dokumen kewarganegaraan,” katanya.
Ia menjelaskan, melihat kondisi anak-anak yang tidak mendapat pendidikan, memaksa mereka bekerja di ladang perkebunan kelapa sawit. Hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi Pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan pendidikan yang layak bagi mereka.
“ada yang umur 15 tahun belum sama sekali sekolah,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kendati secara geografis letak kawasan Serawak dan Sabah memang sulit dijangkau, hal itu tidak menjadi halangan bagi Kedubes Malaysia untuk terus mensosialisasikan pentingnya pendidikan.
“Untuk menuju kawasan itu, kita menghabiskan waktu 5 jam perjalanan,” katanya.
Saat ini, Pemerintah Indonesia terus malakukan upaya untuk memberikan kesadaran kepada orang agar menyekolahkan anaknya. Pasalnya, selama ini mereka tidak terlalu memperhatikan nasib pendidikan sang anak.
“Kita sering melakukan sosialisasi, kepada mereka, apalagi kami (Pemerintah Indonesia) siap mengurus dokumen kewarganegaraan,” pungkasnya. (Dra)