CIPEUNDEUY,BBPOS- Kabupaten Bandung Barat (KBB) memiliki sejumlah bangunan zaman kolonial Belanda. Saat ini masih eksis dijadikan cagar budaya, bahkan ada yang hancur hingga dibuat lahan perkebunan oleh warga sekitar.
Seperti di Kampung Citembong, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, pernah berdiri satu pabrik yang memproduksi kokain. Namun kini, kondisi pabrik tersebut hanya menyisakan puing-puing bangunan berupa pondasi saja.
Kampung Citembong pada tahun 1970 menjadi lokasi hunian baru kaum urban. Bagi mereka yang baru bermukim di sana, mungkin tidak banyak yang tahu jika kampung tersebut pernah ditanami kokain seluas lebih dari 200 hektar.
Namun, untuk pribumi berusia lanjut tentu paham betul sejarah Kampung Citembong. Meski pun ada beberapa kisah yang diturunkan dari orang tua atau kakek orang tersebut.
“Tidak banyak orang yang tahu bahwa dulu disini pernah ditanami kokain seluas ratusan hektar,” ujar Wawan (64), salah seorang warga kepada BBPOS, Rabu 6 Juli 2022.
Wawan mengatakan, pada tahun 1940 lalu, kakeknya pernah menjabat sebagai mandor di perkebunan serta pabrik kokain milik Belanda. Selain pabrik, di lokasi itu juga terdapat beberapa fasilitas yang didirikan Belanda, diantaranya, rumah hingga lapang kuda.
Wawan yang kala itu baru selesai menyirami kebunnya pun mengajak BBPOS untuk melihat puing-puing sisa peninggalan Belanda yang memang berada di areal perkebunan miliknya.
Derap langkah Wawan masih lincah dan perawakannya pun masih segar. Bahkan, memori otaknya untuk mengulang sejarah yang pernah dialami tak terlewatkan. Baru saja memasuki pintu masuk ke perkebunan tersebut, Wawan langsung menceritakan jika lokasi itu merupakan pabrik peninggalan Belanda.
“Lokasi saung yang saya bangun sekarang dulunya ini adalah bak mandi kuda, disamping kirinya ini pabrik kokain. Tapi bangunannya hancur,” kata Wawan.
“Hancurnya pabrik ini usai Indonesia merdeka itu ada yang disebut zaman gedor. Jadi pabrik kokain ini semuanya di gedor sampai hancur,” tambahnya.
Wawan pun kembali mengajak BBPOS untuk berjalan menuju lokasi pondasi yang masih tersisa. Yang membuat lokasi tersebut sudah tidak banyak menyisakan puing-puing gedung.
“Puing-puing itu seperti batu dan lainnya dimanfaatkan oleh warga disini untuk membangun jalan dan lainnya,” kata Wawan.
Saat ini, lanjut Wawan, areal pabrik kokain dijadikan perkebunan oleh warga. Bahkan status tanahnya pun telah diwariskan oleh Belanda kepada warga yang mengurus perkebunan kokain pada masa itu.
“Karena mereka pulang lagi kesana (Belanda) tanah ini diberikan kepada warga yang pernah ngurus kebun kokain. Sekarang dimanfaatkan oleh warga menjadi perkebunan,” pungkasnya.