Cihideung, BBPOS – Bonsai merupakan salah satu hobi unik yang digeluti sebagian besar masyarakat di Indonesia, bagaimana tidak pohon yang seharusnya tumbuh besar dan menjulang tinggi dapat tumbuh dalam pot berdiameter 30 sampai 40 cm dengan tinggi tidak lebih dari 10 cm.
Salah satu penghasil bonsai terdapat di wilayah Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Jalan Terusan Sersan Bajuri, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong. Di kawasan tersebut para pembeli dapat memilih bonsai berbagai jenis dan ukuran dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah tergantung kualitas bonsai yang dipilih baik untuk kontes maupun menjadi pajangan unik di rumah.
Di salah satu centra bonsai milik Rahmat, terdapat berbagai jenis tanaman bonsai yang bisa dikoleksi di rumah, yakni kupa landak, ulmus, seribu bintang, hokintea, boksus, kimeng, beringin, cenderawasih, pirakanta, kemuning, jeruk swiss, santigi, sakura, mirten, jeruk kingkit, jeruk swiss, sisir, dan cemara pua pua.
Pada BBPOS, Rahmat berbagi tips dalam merawat bonsai agar tumbuh baik dan mempunyai kualitas kontes sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi. Ia menjelaskan, tidak semua pohon bisa dibuat kerdil (bonsai,red), hanya pohon yang berdaun kecil, berkayu keras dan berumur panjang saja yang bisa dibuat bonsai. Selain itu, para penghobi bonsai saat memelihara tanaman kesayangannya tidak harus ribet hanya cukup memberikan sinar matahari langsung, pupuk sebulan sekali dan rajin menyirami secara rutin.
“Pada dasarnya tanaman butuh nutrisi sinar matahari untuk memperoleh cukup asupan makanan (fotosintesis) dan air yang cukup,” ujarnya kepada BBPOS saat ditemui di showroom bonsai miliknya, Minggu (16/12/2018).
Ia menambahkan, bonsai yang dihasilkan dapat diperoleh dengan berbagai metode budidaya diantaranya adalah melalui penanaman biji, stek, cangkok atau galian alam. Ada dua bentuk bonsai yang ngetrend dikalangan penghobi yakni konvensional dan moderen. Untuk bentuk konvensional, lanjut Rahmat, bonsai cenderung tumbuh tegak, miring, berliku serta setengah menggantung dan untuk bentuk moderen bonsai tumbuh tidak beraturan tergantung selera pemilik.
“Merawat bonsai bagi saya adalah seni yang tidak ada hentinya, karena bonsai itu hidup jadi harus terus dirawat,” katanya.
Sementara itu, Rahmat memberikan motivasi kepada penghobi baru agar terus belajar memelihara bonsai dengan baik dan jangan pernah lelah untuk belajar menguasai tehnik pembentukan bonsai yang berkualitas. Pasalnya, kualitas bahan bonsai yang berasal dari Bandung Barat sudah teruji dalam kontes tingkat nasional, selanjutnya tinggal konsistensi perawatan si pemilik yang menentukan bonsai tersebut.
“Belajar dulu dari sisi botaninya dan selanjutnya belajar tehnik pembentukan bonsainya, karena ini adalah hobi menyenangkan,” pungkasnya. (DRA)