Lembang, BBPOS – Industri perhotelan di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sulit untuk menerima opsi lockdown akhir pekan yang diwacanakan oleh pemerintah.
General Manager Augusta Hotel Lembang, Dian Darmawan mengungkapkan, jika memang opsi tersebut dipilih, hal tersebut akan berpengaruh pada pendapatan perhotelan di kawasan Lembang.
“Kalau itu benar-benar diterapkan, bisnis hotel akan semakin terjun bebas. Sekarang aja yang gak ada lockdown akhir pekan yang nginep sepi, apalagi kalau diterapkan,” kata General Manager, Augusta Hotel Lembang, Dian Darmawan, Jumat (5/2/2021).
Menurut Dian, jika lockdown akhir pekan diterapkan, maka akan semakin sulit bagi hotel maupun restoran untuk menerima pendapatan.
Pasalnya, industri restoran maupun hotel hingga kini belum dapat kembali bangkit seutuhnya.
“Dimasa pemberlakuan PPKM saja, tamu yang berkunjung bisa dihitung. Kondisi itu terjadi baik saat weekday ataupun saat weekend, bahkan sudah dirasakan dari semenjak libur Natal dan Tahun Baru,” kata dia.
Terlebih lanjut Dian, dengan adanya kebijakan rapid test-PCR dan rapid test antigen bagi setiap orang yang hendak berpergian lintas daerah juga telah berimbas kepada angka okupansi kamar hotel dan kunjungan ke tempat-tempat wisata. Sebab hal itu akan membebani pengeluran keuangan di masyarakat.
“Bukan hanya soal kesehatan, kondisi ekonomi masyarakat juga sedang sakit makanya banyak orang yang menunda untuk berpergian ke luar daerah, menginap di hotel, wisata, dll, karena biaya yang dikeluarkan semakin besar,” terangnya.
Dirinya mengakui, ketika banyak orang yang mengurungkan niatnya melakukan perjalanan luar daerah, berlibur, dan menginap di hotel, tentunya bagus dalam hal menekan penyebaran COVID-19. Namun bagi pelaku usaha perhotelan dan wiaata itu kebalikannya, karena roda perekonomian menjadi terhenti.
“Kita akan liat semoga saja kebijakan itu efektif menekan penyebaran COVID-19, walau tidak menguntungkan bagi pelaku usaha hotel. Tapi semoga saja saat weekday tidak dilakukan lockdown juga,” pungkasnya.