CIPONGKOR, BBPOS,- Kondisi lima ruangan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini memperihatinkan.
Pasalnya, ruangan tersebut kini tak bisa digunakan lantaran mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan berat dan sedang.
Kepala SMPN 1 Cipongkor, Deni Jamaludin menyebut, tiga ruangan yang mengalami rusak berat tersebut antara lain, ruang kelas, perpustakaan dan ruang aula.
“Tiga ruangan kelas itu telah mengalami kerusakan selama bertahun-tahun,” katanya saat dihubungi, Selasa 6 September 2022.
Bahkan, sambung dia, sejak 2019 ruang kelas yang sudah rusak berat tersebut tak lagi dipakai guna mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.
“Kalau untuk dua ruang lainnya, yakni perpustakaan dan aula hanya mengalami kerusakan sedang dan tetap digunakan. Sebab, jika dipindahkan ke ruangan lain, jumlah ruang di SMPN 1 Cipongkor tak memadai,” jelasnya.
Ia mengaku, pihaknya terpaksa harus memindahkan siswa-siswa ke tempat yang lebih aman, karena kami khawatir sewaktu-waktu bangunan itu ambruk.
“Untuk ruangan perpustakaan dan aula masih dipakai, karena ruangan disini sudah penuh dipakai KBM siswa-siswi,” ujarnya.
Menyiasati agar seluruh siswa dapat tetap belajar secara efektif, lanjut dia, pihak sekolah menggunakan ruangan lain dengan sistem shift atau bergantian mengisi satu ruang kelas.
“Jadi ada dua ruangan baru yang baru dibangun itu dua tahun lalu. Dibagi shift saja, kebetulan rombel yang menempati ruang itu jumlah siswanya sedikit,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, bangunan sekolah itu dibangun pada tahun 1983-1984. Beberapa tahun yang lalu, sempat dilakukan perbaikan pada tiga ruangan kelas tersebut. Namun, sekolah hanya mampu memperbaiki atap yang bocor.
“Alhasil, tiga ruangan yang rusak itu tak direhabilitasi,” terangnya.
Menurutnya, makin lama kerusakan makin parah. Bahkan, atap ruang kelas sudah makin lapuk. Oleh karenanya, pihak sekolah pun tak mau ambil risiko.
“Karena kayunya sudah tidak kuat karena merupakan bangunan lama. Mangkanya dikosongkan untuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Genting juga diturunkan,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan BBPOS, sebagian kayu penyangga atap ruang kelas sudah mulai berjatuhan. Sementara pada bagian samping, tembok bangunan sudah mulai rapuh.
Lebih jauh ia menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait agar tiga ruangan yang rusak itu dapat segera diperbaiki.
“Dinas terkait juga telah melakukan verifikasi lima ruangan yang rusak beberapa waktu lalu. Namun belum tahu waktu pastinya. Kami hanya bisa menunggu. Harapan mah secepatnya, agar proses KBM lancar. Karena kami khawatir juga dengan kondisi seperti ini,” tandasnya.
Sementara itu, salah seorang siswa kelas 8, Muhammad Fahmi (14) mengaku resah dan takut jika dirinya atau kawan-kawannya melalui bangunan yang kondisinya sudah rusak berat.
“Takut dan khawatir, biasanya kalau jam sekolah selesai tidak sedikit temen-temen termasuk saya yang suka melintas bangunan yang rusak itu. Berharap mah bangunan ini itu cepat dibetulin aja,” pungkasnya.***