Cangkorah, BBPOS – Disaat teman seusianya menikmati keseharian dengan penuh keceriaan dan sibuk menjalani rutinitas sebagai seorang pelajar, lain halnya dengan Tiara Citra (11) yang harus rela menghabiskan waktunya dengan terbaring lemah tak berdaya di ruangan tengah rumahnya seraya menahan sakit disekujur tubuhnya.
Gadis cantik asal Kampung Seketando RT 02/13, Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat ini, tetap tersenyum kendati sesekali meringis menahan sakit akibat penyakit yang membuat sekujur tubuhnya melepuh seperti terbakar.
Ibunda Tiara, Ipah Setiawati (46) menjelaskan, Tiara merupakan anak yang sehat seperti anak pada umumnya. Namun, penyakit yang datang justru akibat efek suntik imunisasi campak yang digalakan pemerintah beberapa waktu lalu di sekolahnya.
“Awalnya Tiara disuntik di sekolah tapi dua hari berselang anak saya mengeluh gatal dari hidung lalu menjalar keseluruh tubuhnya,” ujar Ipah lirih.
Ia menambahkan, pihak keluarga telah melakukan pengobatan ke berbagai dokter sampai ke Rumah Sakit yang berada di kawasan Cimareme. Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan analisa medis kondisi kesehatan Tiara yang memburuk akibat virus campak Rubella menyerang tubuhnya.
“Kata dokter rumah sakit anak saya terserang campak rubella,” jelasnya.
Ipah menjelaskan, Tiara tercatat sebagai siswa berprestasi di sekolahnya yakni SD Mekar Jaya, setiap tahun ia selalu meraih posisi pertama di kelasnya. Akibat dari penyakit yang diderita memaksa dirinya menghentikan aktifitas Tiara sebagai pelajar untuk sementara sampai kondisi kesehatannya membaik.
“Tiara merupakan siswa yang aktif dan pintar di kelasnya bahkan anak saya menjadi bagian pasukan pengibar bendera setiap hari senin,” ujar Ipah mengenang.
Lebih lanjut Ipah mengatakan, anak bungsunya tersebut telah menjadi yatim sejak usia 4 bulan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya pengobatan ia bekerja sebagai buruh pabrik. Namun saat ini, ia harus merelakan pekerjaanya tersebut lepas karena Tiara harus dirawat dalam pengawasan dirinya.
“Saya keluar kerja sekarang karena Ipah selalu ingin dekat sama saya,” ujarnya seraya berkaca-kaca.
Sementara itu, untuk memenuhi biaya pengobatan yang mencapai Rp 400 ribu sekali periksa dan kehidupan sehari-hari, Ipah harus mencari pinjaman ke keluarga maupun para tetangga. Oleh karena itu, Ipah sangat membutuhkan uluran tangan Pemda Bandung Barat untuk membantu kesembuhan anaknya.
“Saya harap Pemda Bandung Barat membantu pengobatan untuk anak saya,” pungkasnya. (WIT)