Ngamprah, BBPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengumumkan musim kemarau tahun 2021 ini dimulai pada awal bulan Juli ini. Sementara puncak kemarau diprakirakan jatuh pada bulan September mendatang.
BPBD mewaspadai dampak buruk dari cuaca kemarau ekstrem yang berimbas pada krisis air bersih sampai pada kebakaran hutan. Kewaspadaan itu bercermin pada beberapa kasus bencana alam di kemarau-kemarau sebelumnya.
Kepala BPBD KBB Duddy Prabowo menyampaikan, kekeringan pada puncak kemarau kerap memicu dampak buruk sektor pertanian. Selain itu, BPBD juga menyoroti beberapa lahan hutan yang dinilai berpotensi menimbulkan api.
“Yang paling penting yang perlu diantisipasi kalau kemarau itu terjadinya kebakaran hutan dan lahan, termasuk krisis air bersih,” kata Duddy, jumat (30/7/2021).
Berdasar pada catatan peristiwa kebakaran hutan di wilayah Bandung Barat, BPBD memetakan titik-titik hutan yang menjadi pantauan pada puncak kemarau ini. Hutan-hutan milik Perhutani yang sering terbakar tersebar di Kecamatan Cisarua, Lembang dan Cipatat.
“Potensi kebakaran biasanya terjadi di lahan-lahan milik Perhutani di wilayah Bandung Utara, seperti Cisarua, termasuk Cipatat juga ada lahan Perhutani yang lahannya rawan terbakar,” tuturnya.
Untuk itu, personel BPBD juga disiagakan untuk mengawasi kebakaran hutan. BPBD bakal berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan.