Padalarang,BBPOS- Asisten 1 Bidang Tata Pemerintahan KBB,Aseng Djunaedi mengaku kesal dan kecewa terhadap pelayanan yang diterima oleh isteri dan anaknya dari Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK) Kotabaru Parahyangan.
Aseng menuturkan,kejadian bermula pada Kamis (7/3/2019) lalu, saat isterinya Ayi Ratna Kristiani (35) hendak melakukan persalinan di rumah sakit tersebut. Ia mengaku, isterinya mendapatkan pelayanan yang kurang baik.Hal itu ditunjukan dengan lambannya penanganan yang dilakukan oleh tenaga medis saat itu dan perlakuan kurang baik yang diterima isterinya berupa ketidak ramahan yang diperlihatkan oleh perawat dan dokter RSCK.
Menurut Aseng, saat isterinya masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada kamis (7/3/2019) sekitar pukul 15.00 WIB akibat kontraksi yang luar biasa. Selanjutnya, isterinya tersebut harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan ruang rawat inap.Saat itu, kata Aseng,ia menggunakan layanan kesehatan BPJS.
“Saya masuk IGD sekitar jam tiga sore, dapat ruang rawat inap sekitar maghrib dan lahir pada hari Jumat (8/3/2019) sekitar pukul 09.40 WIB,” katanya kepada wartawan,Jumat (15/3/2019).
Bayi Aseng Djunaedi Tertukar
Sementara itu, Ayi Ratna mengatakan, ia baru bisa menggendong dan menyusui anaknya pada Jumat (8/3/2019) sore. Namun kembali ia harus menelan kekecewaan untuk kesekian kali dari RSCK Kotabaru Parahyangan. Pasalnya, bayi tersebut diketahui tertukar dengan pasien yang lain setelah melihat gelang identitas yang digunakan oleh sang bayi.
“Saya lihat anaknya ko kulitnya agak gelap, setelah itu tangan si bayi keluar dari balutan dan Nampak identitas si bayi memang bukan anak saya, terlihat dari jam kelahirannya berbeda,” kata Ayi.
Ayi mengaku tidak habis pikir dengan dengan apa yang ia dapat dari Rumah sakit tersebut.Betapa tidak, RSCK yang notabene adalah rumah sakit ternama di Kabupaten Bandung Barat nyaris melakukan kesalahan yang fatal.
“Saya shock ternyata yang kami susui itu bukan anak kami,” katanya.
Hal itu diiyakan Aseng, ia mengaku kaget dan heran rumah sakit RSCK Kotabaru Parahyangan melakukan kesalahan yang fatal.Sementara itu, isteri dan anaknya diperbolehkan pulang pada Minggu (10/3/2019).
Kembali Aseng Dibuat Kecewa
Namun apa mau dikata, Aseng kembali harus merasakan kekesasalan akibat pelayanan dan penanganan yang diperolehnya kurang maksimal. Betapa tidak, saat masuk di ruang IGD RSCK, bayinya tersebut berjam-jam belum juga mendapatkan ruang perawatan.
Setelah diperbolehkan pulang, Bayi lelaki anak Aseng Djunaedi tersebut harus kembali mendapatkan penanganan medis lantaran kulit si bayi menguning. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ia kembali membawa anaknya tersebut ke rumah sakit Cahya Kawaluyaan Kotabaru Parahyangan pada Senin (11/3/2019) dengan harapan tidak kembali mendapatkan kekecewaan.
Berkali-kali ia menanyakan kepada dokter dan perawat jaga saat itu, namun kurang ditanggapi. Hal tersebut membuat Aseng kembali harus kecewa. Terlebih Aseng juga sempat menunjukan hasil laboratorium yang menunjukan anaknya harus ditanganil ebih cepat.
“Katanya ga ada kamar, sedang dipersiapkan kamar 3207.Saya krocekke ruangan ternyata sudah kosong.saat itu sebelumnya saya bilang pasien BPJS,” katanya.
Karena kesal dengan pelayanan yang diperoleh, Aseng Djunaedi pun membawa anaknya tersebut untuk mendaptkan perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung. HIngga berita ini diturunkan, anak Asda 1 KBB tersebut telah diperbolehkan pulang ke rumahnya.
Sebelumnya, pihak RSCK Kotabaru Parahyangan telah menunjukan itikad baik dengan mengirimkan perwakilannya keRS Adventdan menawarkan untuk melakukan perawatan di RSCKdan jemputan ambulan.Namun, kata Aseng,hal tersebut ditolak lantaran terlanjur kecewa.
“Istri saya tentu saja menolaknya, karena terlanjur kecewa dan khawatir malah menganggu kesehatan si ade .lagian ngapain juga mereka hanya memberikan utusan.bukan dokter jaga itu yang minta maaf.ya tentu kita tolak,”katanya.
Dilihat dari penanganan yang dilakukan kepada isteri dan anaknya kata Aseng, ada beberapa SOP yang dilanggar oleh pihak RSCK dari mulai hingga selesai perawatan.Dalamkesempatan tersebut ia juga menegaskan agar para tenaga medis yang dianggap memberikan pelayanan yang buruk diberikan tindakan tegas.
“Dokter dan perawat seperti itu dipecat saja,”pungkasnya.(Dry/Dra)