SAGULING, BBPOS– Sebanyak 34 siswa SDN Jati di Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan makanan usai menyantap makanan olahan cimin dari pedagang keliling.
Saat ini para siswa korban keracunan makanan tersebut menjalani pengobatan intensif di empat fasilitas kesehatan yakni Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan, Rumah Sakit Kartini, Puskesmas Saguling, dan Klinik Assyidha. Sementara sebagian yang lain menjalani pengobatan secara mandiri di rumah masing-masing.
“Yang tangani oleh puskesmas saguling itu ada 16 orang, rawat jalan 11 orang, dirawat di Rumah sakit 7 orang, dan satu lagi meninggal punya penyakit penyerta korbid, riwayat kontrolnya ke RSHS,” Kata Kepala Puskemas Burhan.
Burhan menjelaskan para siswa yang datang ke puskesmas mengalami muntah-muntah dan diare seperti keracunan makanan. “Sebenernya dari siang yang datang ke puskesmas udah ada timbul gejala-gejala, dengan gejala ringan. Muntah-muntah itu sampai dini hari,”tutur Burhan.
Saat ini dugaan penyebab keracunan makanan dari olahan aci dan bumbui tersebut sudah diambil sampelnya untuk uji lab.
“Sudah diambil untuk uji lab, olahan aci dari cimin itu dan bumbu pedasnya yang dipakai,”sebut Burhan.
Sementara itu, Camat Saguling Kemal Adiyaksa belum bisa memastikan penyebab keracunan makanan tersebut. Jajanan olahan aci cimin baru dugaan sementara dari hasil keterangan korban. Akan tetapi, agar memastikan penyebabnya, sample makanan akan diuji lab.
“Dugaan sementara dari jajanan Cimin dari penjual keliling, tapi kita masih menunggu hasil lab untuk kepastian penyebabnya,” ungkapnya.
Kemal juga menyebut, sudah mendeteksi penjual cimin tersebut.
“Tetapi data penjual sudah terdeteksi oleh aparat pemerintah Desa Saguling,” katanya.
Saat ini pihaknya juga menunggu perkembangan dari rumah sakit serta puskesmas mengenai kondisi semua korban dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menguji laboratorium sampel makanan.
“Sekarang penanganan masih terus berjalan. Kami bersama pihak Puskemas dan Dinas Kesehatan update terus kondisinya. Kita berdoa, mudah-mudahan jumlah korban tidak bertambah,” tutupnya
Sebelumnya sebagaimana diberitakan oleh Bandungbaratpos.com, kejadian bermula saat para siswa sedang jajan cimin di jam istirahat di depan sekolah pada selasa (27/9/2023) siang. Tak lama, satu persatu korban mengalami mual, muntah-muntah dan buang air besar terus menerus.***