NGAMPRAH,BBPOS- Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bandung Barat , Yoppie Indrawan, menggelar bimbingan teknis (bimtek) evaluasi masterplan smart city.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 17 sampai 18 Oktober, untuk mengevaluasi realisasi rencana aksi dan peta jalan yang telah disusun sejak 2023.
Dalam acara tersebut, menghadirkan narasumber yang membahas capaian serta tantangan dalam penerapan smart city di KBB yakni Riyadhusholihah, SE., MM., dan Prof. Dr. Harya Damar Widiputra, S.T., M.Kom., IPM.
Selain itu, Forum Smart City menghadirkan stakeholder terkait mengenai upaya memperkuat implementasi smart city di KBB yakni praktisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Adi Mulyanto, S.T., M.T. dan serta Plt,Kepala Bappelitbangda KBB Dra. Rina Marlina.
Kepala Diskominfotik KBB, Yoppie Indrawan menjelaskan, kegiatan Bimtek tersebut dilakukan sebagai upaya review dan penyusunan peta jalan serta rencana aksi tahun 2025.
“Penentuan quick win program unggulan di tahun 2025 yang masuk ke dalam 6 dimensi smart city diantaranya smart governance, smart branding, smart economy, smart environment, smart living dan smart society,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut dilakukan untuk mengawal program integrasi, sinkronisasi dan sinergi antara perencanaan pengembangan smart city di tingkat pusat dan daerah. Selain itu, hal tersebut juga merupakan upaya pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan akselerasi dokumen smart city dan dokumen RPJMD.
“Output tindaklanjut dari kegiatan ini itu sebagai pengumpulan bukti dukung evidence yang harus diupload sebelum tgl 20 oktober 24 dimana seluruh OPD atau yang termasuk ke 6 dimensi tersebut harus mengirimkan bukti dukung sampai batas waktu tadi yang ditentukan,” katanya.
Masih kata Yoppie, dalam mengoptimalkan realisasi smart city di Kabupaten Bandung Barat ini kegiatan serupa bakal terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Termasuk dukungan dari seluruh stakeholder terkait.
“Bimtek ini pastinya akan berkelanjutan dimana ada evaluasi evaluasi lagi di tahun 2025 dalam menentukan peta jalan serta mereview quick win atau program unggulan di tahun 2025 nanti,” katanya.
“Alhamdulillah kami mendapatkan dukungan dari stakeholder seperti dari Kementerian Kominfo, OPD di lingkungan Pemkab Bandung Barat dan dewan smart city juga komunitas-komunitas yang ada dalam mendukung kegiatan evaluasi masterplan smart city ini,” tandasnya.
Sementara itu, praktisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Adi Mulyanto, S.T., M.T. mengatakan, dalam realisasi smart city tersebut hal terpenting adalah memilih program yang langsung bermanfaat bagi masyarakat.
“Program yang kita pilih harus fokus pada dampak nyata bagi masyarakat, sehingga manfaatnya langsung dirasakan oleh warga,” katanya.
Ia pun mengingatkan bahwa kolaborasi antar OPD sangat penting untuk menghindari kerja yang terpisah-pisah dan pentingnya penggunaan teknologi yang tepat guna dalam implementasi smart city.
“Kita tidak bisa lagi bekerja secara silo. Setiap OPD harus mulai berpikir secara terintegrasi, sehingga program yang kita jalankan bisa lebih efektif. Sebelum kita berinovasi dengan teknologi baru, ada baiknya kita memaksimalkan aplikasi dan sistem yang sudah ada,” katanya.
Ia menegaskan, dengan memaksimalkan aplikasi dan sistem yang ada dapat meningkatkan efisiensi dan memperkuat koordinasi antara stakeholder terkait.
“Ini bisa menghemat waktu dan sumber daya. Pendekatan ini dinilai mampu meningkatkan efisiensi sekaligus memperkuat koordinasi antar instansi di lingkungan pemerintah daerah,” pungkasnya. (Diskominfotik).