• Login
  • Register
Bandung Barat Pos
  • Info KBB
  • Sosial
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Seputar Desa
No Result
View All Result
  • Info KBB
  • Sosial
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Seputar Desa
No Result
View All Result
Tulis
Bandung Barat Pos
No Result
View All Result
  • Info KBB
  • Sosial
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Seputar Desa

Rusmana Gigih Melawan Kanker Kelenjar Getah Bening di Tengah Keterbatasan Ekonomi

by Suwitno Gimnastiar
10 Juli 2019
in Info KBB, Sosial
Reading Time: 2 mins read
0
Rusmana Gigih Melawan Kanker Kelenjar   Getah Bening di Tengah Keterbatasan Ekonomi
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

Ngamprah, BBPOS – Diusia remajanya, Rusmana hanya bisa tertidur dan terbaring lemas tak berdaya di tempat tidur.

Batapa tidak, penyakit kelenjar getah bening yang baru diketahui pada Januari 2019 lalu tersebut, merenggut keceriaannya seketika.

Penyakit yang ia derita baru diketahui usai menjalani pemeriksaan dokter. Awalnya orangtua Rusmana mengira benjolan di lehernya merupakan penyakit biasa saja.

Anak dari pasangan Sanariah (32) dan Ujang Supriatna (46) itu setiap hari harus merasakan sakit dari kepala hingga tenggorokan. Tak ayal hal itu semakin menambah kekhawatiran kedua orangtuanya.

Ibunda Rusmana mengatakan, anaknya sudah mendapat beberapa kali pengobatan di beberapa rumah sakit berbeda, namun kondisinya belum juga membaik hingga saat ini.

“Sehari-hari Rusmana hanya dapat terbaring. Untuk makan, pipis hingga buang air besar pun tidak bisa sendiri” ucap Sanariah saat ditemui dikediamannya belum lama ini.

Rusmana yang merupakan warga Kampung Cijamil, RT 3 RW 8, Desa Ngamprah, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat tersebut setiap hari harus menahan sakit.

Ayahnya (Ujang Supriatna) tak mampu berbuat banyak untuk pengobatan sang anak. Berprofesi sebagai buruh serabutan membuatnya hanya mampu mengusap dada.

Dengan hanya penghasilan Rp600 ribu sampai Rp800 ribu tidak cukup untuk membiayai pengobatan Rusmana. Terlebih penyakit yang diderita membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Kita punya BPJS tapi pengobatannya kurang maksimal, agak lama. Sedangkan anaknya ini sudah kesakitan sekali, saya sampai tidak tega lihat dia menangis terus seharian,” ucap Sanariah.

Menurut Sanariah, dokter yang memeriksa Rusmana mengatakan kemoterapi adalah jalan satu-satunya untuk Rusmana. Dokter tidak mengizinkan untuk operasi. Keluarga sendiri takut jika nanti Rusmana menjalani kemoterapi maka kondisinya akan semakin memburuk.

“Hanya itu jalan satu-satunya pengobatan untuk rusmana. sehari saja untuk biaya ongkos saja Rp. 150.000. Jadi pengobatannya satu minggu satu kali soalnya kalo per-hari itu berat,” terang Sanariah.

Sanariah berharap ada dermawan yang berkenan membantu anak kesayangannya itu. Termasuk uluran tangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat.

“Kita berharap dari Pemerintah daerah mau bantu kami dan semoga ada orang yang mau bantu, kerena saya enggak tega lihat anak saya sakit seperti itu,” ujarnya dengan suara lirih. (Wit)

Tags: Kabupaten Bandung BaratKankerKeterbatasan ekonomiNgamprahRusmana
Previous Post

Pemilik Toko Pastikan Tidak Ada Karyawan di Dalam Bangunan yang Terbakar

Next Post

Atasi Krisis Air Bersih, Begini Kata Hengki

Suwitno Gimnastiar

Next Post
Atasi Krisis Air Bersih, Begini Kata Hengki

Atasi Krisis Air Bersih, Begini Kata Hengki

Please login to join discussion
Facebook Twitter Instagram Youtube

© PT. Bandung Barat Media | Bandung Barat Pos

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami

© PT. Bandung Barat Media | Bandung Barat Pos

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In