Cipendeuy,BBPOS- Para kepala desa di kawasan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di kawasan Waduk Cirata meminta pengembang melibatkan pekerja lokal.
Pasalnya, jangan sampai keberadaan proyek tersebut tidak memberikan manfaat bagi warga sekitar terutama lapangan kerja baru.
Kades Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Toha Solihin mengatakan tenaga kerja dan pengusaha lokal harus dilibatkan. Apalagi, situasi Pandemik Covid-19 membuat roda ekonomi sangat terpukul.
“Tolong kita minta perhatikan warga sekitar. Libatkan mereka menjadi tenaga kerja dan menjalankan sektor usaha lainnya. Ini bagian dari upaya pemulihan ekonomi pasca Covid,” kata Toha saat ditemui, Rabu 2 Maret 2022.
Menurut Toha, selama ini sejumlah warga dan pengusaha lokal memang telah dilibatkan dalam proyek PLTS tersebut. Ia berharap kebijakan tersebut tetap dipertahankan sampai PLTS bisa beroperasi.
“Kita khawatir proyek ini kedepan lebih mengutamakan pengusaha dan pekerja dari luar. Jadi kita minta prioritaskan dulu warga lokal apalagi untuk pekerjaan-pekerjaan Sipil yang mampu dikerjakan oleh pengusaha lokal dan pekerja lokal” terangnya.
Toha menjelaskan, PLTS Terapung Cirata ini memakai lahan perairan seluas 200 hektar di Danau Cirata dan berada di 6 desa yakni Cijati dan Citamiang, dan Karoya Kabupaten Purwakarta. Serta Desa Siranagalih, Ciroyom, dan Margalaksana di Bandung Barat. Digadang-gadang mampu menghasilkan listrik hingga 145 Megawatt (MW) dan berpotensi mengurangi emisi sebesar 214 ribu ton.
Sementara itu, Kades Cijati Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Zenal Arifin mengatakan pelibatan pekerja dan pengusaha lokal merupakan klausul yang disepakati dalam musyawarah saat tahap sosialisasi izin.
Oleh karena itu, kesepakatan tersebut mesti dijalankan sebagai bagian dari komitmen antara warga dan pelaksana proyek.
“Saat musyawarah dulu, pelibatan warga lokal merupakan yang utama. Jadi ini mesti dijalankan,” pungkasnya.