Ngamprah, BBPOS – Badan Narkotika Nasional (BNN) KBB meningkatkan pengawasan terhadap modus penyelundupan narkoba melalui jasa pengiriman paker atau ekspedisi.
Kepala BNN Kabupaten Bandung Barat, Sam Norati Martiana, mengatakan meski bukan modus baru, cara ini kerap digunakan oleh jaringan pengedar narkoba.
“Kita sudah mulai mengajak para pengirim paket untuk bekerjasama. Di tahun ini saja sudah satu kali kita ungkap,” ujar Sam kepada BBPOS, Selasa (20/10).
Menurut Sam, nampaknya pengedar ini memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk menyelundupkan narkoba. Mereka banyak menggunakan jalur darat dengan beberapa modus.
Diduga lanjut Ia, pelaku memilih modus jalur ekspedisi karena resiko tertangkap lebih kecil. Sebab, bila penyelundupan ini terbongkar, pelaku lebih mudah meloloskan diri.
“Seperti jasa pengiriman paket saja, kita kan belum tahu apakah barangnya diperiksa dulu atau tidak. Untuk itu BNN KBB pun akan terus bersinergi dengan kepolisian,” kata dia.
Ia menambahkan, prevalensisi penyalahgunaan narkotika di Indonesia meningkat sebesar 0,03% pada tahun 2019. Kenaikan terutama disebabkan maraknya peredaran new psychoactive substances (NPS).
NPS ialah obat-obatan yang diracik untuk mereplikasi efek narkotika semisal ganja, kokain, dan ekstasi.
“Perluasan di pasar yang dinamis itu rata-rata kebanyakan obat-obatan sintetis dan penggunaan obat resep nonmedis,” kata dia.
untuk itu lnjut Sam, meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19, pihaknya tetap melakukan sosialisasi serta pengawasan di lokasi yang dinilai rawan penyelundupan barang haram tersebut.
“Upaya merusak pasar peredaran narkoba di masyarakat saat ini menyasar ke desa-desa di Bandung Barat dengan program Bersih Narkoba (Bersinar). Hal itu salah satu langkah strategis untuk memperkuat kesadaran publik akan bahaya narkotika tidak dijalankan serius,” tandasnya.