BANDUNG, BBPOS – Dua pasien terduga virus corona di RSHS masih dalam tahap observasi. Mereka adalah warga negara asing dan Indonesia yang sementara ini diduga terkena infeksi saluran pernapasan akut bawah dan atas.
Keduanya masuk ruang isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, hasil sampel pasien hari ini dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes Jakarta untuk pengamatan lebih lanjut.
“Kedua pasien ini datang atas rujukan RS Cahya Kawaluyaan, Kota Baru Parahyangan dan RS Borromeus Dago. Pasien berinisial HG (31) asal Cina datang ke RSHS menggunakan ambulance khusus dengan penanganan sesuai standar SOP,” ujar Direktur Utama RSHS Bandung, dr R Nina Susana Dewi Sp. PK(K), pada press conference di RS Hasan Sadikin Jalan Pasteur, Senin (27/1/2020).
Menurutnya, HG merupakan pekerja di salah satu perusahaan di Indonesia dan baru kembali dari negara Xianjiang Cina untuk berlibur bersama 4 orang temannya. Kembali ke Bandung pada 12 Januari, HG mengeluh demam tinggi dan sakit tenggorokan.
“Pasien berlibur ke Xianjiang yang jaraknya 1.300 kilometer dari kota Wuhan,” katanya.
HG menjadi pasien pertama yang mendapat perawatan isolasi di RSHS. Nina menyebut pasien HG diisolasi karena rekam jejak pernah melakukan perjalanan ke negara Cina, meski setelah diperiksa pasien menderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut.
“Rujukan dari RS sebelumnya itu penyakit tenggorokan , cuma karena ada riwayat perjalanan ke Cina makanya kita masukan ke ruang isolasi khusus kemuning (RIKK),” tandasnya.
Saat ini kondisi pasien HG sudah stabil dan terus dipantau sembari menunggu hasil dari Litbangkes.
Sedangkan pasien kedua adalah warga Bandung berdomisli di Dago. Pasien berinisial HA (24) ini memiliki riwayat penyakit bawaan epilepsi dan sering bepergian ke negara Singapura untuk pengobatan. HA baru kembali ke Bandung dari Singapura pada 22 Januari dan keesokan harinya mengeluh demam tinggi dan batuk.
Lebih lanjut, pada 25 Januari HA mengalami kejang-kejang dan dibawa ke RS Borromeus. Setelah dilakukan pemeriksaan dada, pasien mengalami sesak napas berat dan perburukan. Pihak RS Borromeus akhirnya memutuskan mengirim HA ke RIKK RSHS.
“Pasien HA agar diisolasi sebab ada infeksi saluran pernapasan bawah akut dan kondisi saat ini masih terpasang alat bantu napas meski tekanan darah stabil,” kata Ketua Tim Penanganan Infeksi Khusus, dr Yovita Hartantri Sp.PD-KPTI.
Ia mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan, tim penanganan infeksi khusus kemudian mengirim sampel awal dari kedua pasien terduga tersebut ke Litbangkes Kemenkes untuk memastikan apakah pasien terjangkit virus korona atau tidak.
Nina mengimbau kepada masyarakat untuk tidak termakan berita hoax terkait isu ini. Diperkirakan hasil sampel dari Litbangkes keluar 2 hari kedepan. Ia juga meminta masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menggunakan masker sekali pakai dan cuci tangan teratur.
“Biasakan mencuri tangan berbasis alkohol, kemudian tata cara bersin dan menggunakan masker. Lalu istirahat dan makan yang cukup dengan multivitamin,” pungkasnya.