NGAMPRAH, BBPOS – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengingatkan agar semua pihak berperan dalam mencegah penggunaan isu Agama, Ras ataupun Sara menjelang kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
“Sudah ada contoh pemilu pada tahun 2014 dan 2019, hal ini harus menjadi perhatian berbagai pihak. Karena itu masyarakat harus bisa menahan diri untuk tidak mengikuti ego agar Pemilu 2024 bisa berjalan dengan baik,” kata Ketua MUI KBB Muhammad Ridwan, Kamis (25/5/2023).
Menurutnya, jika masyarakat mengikuti egonya, dikhawatirkan akan memicu situasi menjadi panas. Terlebih jika dibumbui ujaran kebencian, sehingga menimbulkan gangguan kerukunan.
“Mengharapkan sekali pada masyarakat di daerah untuk lebih berhati-hati, dan lebih memetangkan pola pikir dalam keramaian politik, jelang pemilu,” Katanya.
Ia menilai, tidak sedikit kontestasi politik diwarnai dengan nuansa permusuhan. Bagi pihak yang dianggap tidak sepaham dan beda pilihan dengan kelompoknya segera dilayangkan tuduhan-tuduhan yang mengundang permusuhan.
Ia menyatakan bahwa semua partai dan calonnya baik. Sebaiknya, kata Ridwan melihat apa yang sudah terjadi, maka kesalahan yang telah dibuat sebaiknya ditinggalkan dan yang bagus dilanjutkan.
Secara Tegas Muhammad Ridwan berpesan agar tidak menjelek-jelekan, apalagi menghinakan orang lain dalam berpolitik.
Terutama para pemuda jangan mudah terpancing berbagai informasi hoaxs, maupun isu yang tidak jelas sumber beritanya karena tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Terutama remaja agar tidak terbawa arus dalam panasnya politik. Karena itu kita harus lebih banyak memperbaiki diri agar berakhlak lebih baik,” terangnya.
Karena itu, Ridwan menjelaskan, perlunya peran aktif dan kearifan semua tokoh untuk melakukan deteksi dini dan pencegah dini sebelum menjadi panas.
Penegakkan hukum adalah bagian dari jalan upaya serius untuk mewujudkan Indonesia rukun, yang harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat sebagai bagian dari solusi menjaga pemilu 2024 berkualitas.
“Untuk mewujudkan daerah yang maju, kita harus menjadi garda terdepan sebagai penangkalnya, agar tercipta rukun dan damai dan melahirkan pemimpin yang diinginkan oleh masyarakt,” tandasnya.