Cipatat, BBPOS – Andri Firmansyah (63) warga Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat menempati rumah nyaris ambruk .
Hanya berlantai plesteran semen serta atap yang disangga bambu serta dinding bagian belakang pun sudah hancur tak bisa dihuni.
Alhasil ketika hujan, Andri harus menahan dingin. Lantaran air dan angin dengan mudah merangsek masuk ke dalam rumahnya.
Saat cuaca panas, terik matahari menerobos melalui lubang di atap dan dinding-dinding yang terbuka.
Setelah gempa bumi yang nyaris memporakporandakan rumah itu beberapa tahun lalu, tiap hari Andri tidur dan bangun bersama rasa takutnya. Perasaannya pun was-was jika rumah yang ia huni tiba-tiba ambruk.
Namun Andri tak bisa melakukan apa-apa. Di usia senja dan dengan tubuh rentanya, Andri hanya mengandalkan kedua putranya yang sesekali datang menjenguknya.
Tak ada pilihan lain. Andri tetap tinggal di rumah yang hampir ambruk lantaran tak memiliki biaya untuk perbaikan.
“Saya sudah tidak bisa bekerja karena pernah mengalami kecelakaan pada tahun 1991 lalu, saya mengalami tabrakan saat mengemudi truck pengangkut batu. Semenjak itu saya ga kerja-kerja karena mengalami luka di otak dan patah kaki kiri,” ujar Andri saat ditemui dikediamannya, Rabu(9/8).
“Makan juga dari anak. 1 hari satu kali, jangankan untuk perbaiki rumah,” sambungnya.
Andri mengatakan, sejak rumahnya diterjang gempa bumi 3 tahun lalu, baik pemerintah setempat maupun kabupaten belum bergerak
Padahal ia tak berhenti berharap, pemerintah membantu memperbaiki rumahnya.
“Sampai sekarang belum ada bantuan, padahal sudah pernah lapor ke pemerintah desa. Cuma difoto-foto aja, tapi ga ada bantuannya,” terang dia.
Andri meminta Bupati Bandung Barat memperhatikan kondisi rakyat yang hidup susah seperti dirinya.
“Saya meminta kepada pemerintah untuk membantu memperbaiki rumah saya. Kondisinya sudah mau hancur,” kata dia.