Ngamprah, BBPOS – Pemkab Bandung Barat kembali masuk daftar daerah berstatus zona merah atau ririko tinggi COVID-19.
Umbara mengatakan, perubahan status dari zona oranye menjadi zona merah ini terjadi lantaran meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
“Kita zona merah lagi. Barangkali kita harus mengoptimalkan lagi. Disiplin masyarakat agak mengendor, padahal itu jadi peran penting juga,” ungkap Umbara saat ditemui, Selasa (29/12/2020).
Menurut dia, perubahan itu akibat banyaknya warga yang terpantau masih tidak disiplin menerapkan prokes. Padahal, pemeringah sudah habis-habisan melakukan pencegahan melalui sosialisasi untuk memperketat protokol kesehatan.
“Sosialisasi pakai masker sudah 90 persen. Tapi yang menggunakan prokes itu belum 60 persen. Ini juga jadi masalah,”ujar Umbara.
Ia menambahkan, selain Pemkab Bandung Barat, pemerintah desa pun berperan penting dalam mengawasi dan mengedukasi warganya untuk tetap menerapkan prokes.
Menurutnya, pemerintah desa lah yang dinilai berperan sebagai kepanjangan pemerintah dengan hirarki paling dekat dengan warga.
“Kades berperan agar masyarakat menekankan pentingnya prokes. Termasuk imbauan mencegah kerumunan apalagi menjelang tahun baru,”sebutnya.
Sementara itu, Sekertaris Daerah KBB Asep Sodikin mengatakan, status zona merah yang disandang KBB sama sekali di luar prediksi. Sebelumnya ia memprediksi, KBB akna bertahan di zona oranye.
“Prediksi kita oranye tapi ternyata tidak. Kenapa saya prediksi oranye, karena tingkat kesembuhan lebih banyak dibanding kasus baru,” paparnya.
Dari data yang ia dapat, kasus baru COVID-19 di Bandung Barat cenderung landai. Sedangkan kasus kesembuhan semakin hari semakin naik. Hal itulah yang menjadi alasan Pemda KBB diprediksi bertahan di zona oranye.
“Tingkat kesembuhan pada hari Sabtu masih di 78 persen, kemarin 82,88 persen. Artinya tingkat kesembuhan lebih tinggi. Mungkin ukuran provinsi tidak hanya itu,” tandasnya.