Gununghalu, BBPOS – Pelestarian, pemeliharaan dan pengamanan hutan sebagai salah satu sumbar daya masyarakat, bukan semata-mata kewajiban Perhutani saja, tetapi kewajiban seluruh stakeholders yang ada. Ini dikarenakan hutan selain sebagai sumber oksigen dunia juga hutan merupakan sumber penghidupan masyarakat. Dengan menjaga dan menyelamatkan kelestarian hutan, berarti juga menyelamatkan dunia dan melestarikan kehidupan.
Demikian tema dalam kegiatan Sosialisasi Pengamanan dan Penanaman Pohon yang selenggarakan oleh Perum Perhutani KPH Bandung Selatan bersama-sama Muspika Kecamatan Gununghalu dan Lintas Komunitas yang berada di Wilayah Kecamatan Gununghalu yang digelar di Petak 1 RPH Padarukun BKPH Tambak Ruyung Barat, Kamis (9/1/2020).
Sebagai bukti kepedualian dalam sosialisasi tersebut, tampak hadir selain Administratur KPH Bandung Selatan Tedy Sumarto, S.Hut, MM, hadir pula Camat Gununghalu Drs. Taofik Firmansyah, dari Polsek dan Koramil Gununghalu, Asper Tambak Ruyung Barat dan Asper Gununghalu, Ketua MUI, Para Kepala Desa, LMDH, Karang Taruna, para tokoh masyarakat dan tentunya para petugas lapangan dari Perum Perhutani.
Yang lebih membanggakan dalam acara itu adalah keikutsertaan Media Massa dan LSM, bukan saja hanya sebagai pelengkap, tetapi tampil sebagai pendukung kegiatan.
Hal tersebut mendapat apresiasi untuk dicantumkan dalam spanduk kegiatan, antara lain Media Bandung Barat Pos, Sku Kabar Bandung Barat, Gemma Suara Rakyat Indonesia dan GNPK-RI Kabupaten Bandung Barat.
Administratur Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, Tedy Sumarto, S.Hut, MM mengatakan, rasa bangga dan bahagia sekali menyaksikan antuasiasme dari semua stakeholders termasuk semua komunitas yang ada di Kecamatan Gununghalu. Artinya, mereka telah menunjukan dukungan dan kerjasamanya dalam mewujudkan program yang dijalankan oleh Perum Perhutani.
Tedy Sumarto menjelaskan, menanam pohon itu bukan hanya kegiatan teknis menanam, tetapi yang terpenting adalah memelihara dan merawat. Ia mengaku, Perhutani tidak bisa melakukan itu sendiri, tentunya harus ada kepedulian semua elemen masyarakat yang berada di dekat hutan.
“Karena kalau program penanam pohon ini berhasil, tanamannya tumbuh dan kondisi alamnya (hutan, red) kembali bagus. Manfaatnya juga untuk masyarakat, sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana banjir dan longsor. Kemudian pada saat kemarau kekurangan air dan lain sebagainya. Program ini tujuannya untuk mengembalikan fungsi dari hutan itu sendiri,” ungkapnya.
Lebih jauh Tedy Sumarto mengharapkan adanya kepedulian masyarakat untuk bersama-sama petugas dari Perhutani dalam menjaga dan memelihara tanaman ini, karena pemelihaan itu sifatnya periodik dalam setahun itu hanya dua kali. ”Nah, sok atuh bantuan lah. Anu sapopoe na eta, ulah nungguan periode pemeliharaan ti Perhutani wae (Ayo bantu. Yang sehari-harinya, jangan nunggu periode pemeliharaan dari Perhutani saja, red),” katanya.
Ketika ditanyakan dengan banyaknya lahan hutan yang ditanami tanaman Sereh, Tedy menuturkan akan mengatur pola tanamnya. “Misalnya, kita perhitungkan kelerengannya (kemiringan tebing, red), disitu diharuskan ada tanaman pohonnya dan tidak harus dengan tanaman kayu yang berfungsi ideologis. Bisa saja dengan buah-buahan yang tetap mempunyai nilai manfaat buat masyarakat,” pungkasnya. (Gus)