NGAMPRAH,BBPOS- Sebanyak 4.567 orang tercatat Sebagai kepala Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) pada tahun 2024.
Hal tersebut setalah Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendata di 16 Kecamatan dari 165 Desa yang tergabung 408 kelompok.
Seperti diketahui Pekka, istilah yang digunakan untuk perempuan yang menjadi kepala rumah tangga karena berbagai alasan, seperti ditinggal mati suami, bercerai, atau suami tidak berada di rumah.
Kepala Pelaksana Tugas (Plt) DP2KBP3A KBB, Wiriawan mengatakan keberadaan Pekka tidak luput dari perhatian Pemkab Bandung Barat.
Mereka memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya lantaran mencari nafkah dilimpahkan pada dirinya.
Menurutnya, Pekka di Pemkab Bandung Barat cukup banyak dengan persentase 4,7% dari jumlah total penduduk KBB sebanyak 1,8 jiwa. Sedangkan, jumlah penduduk pria di wilayah KBB mencapai 51 % dan perempuan 49%.
“Angka ini menunjukkan betapa besarnya populasi perempuan yang berada dalam posisi krusial. Mereka perlu dukungan berkelanjutan,” ujar Wiriawan, saat dihubungi Selasa (1/7/2025).
Di sisi lain, Pekka dipandang sebagai sebuah investasi komprehensif yang tidak hanya bertujuan meningkatkan kemampuan individu. Akan tetapi secara langsung mereka juga berkontribusi pada ketahanan keluarga, pemberdayaan masyarakat dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS).
Pemkab Bandung Barat lanjut Wiriawan, menaruh perhatian terhadap Pekka ini, salah satunya dengan membimbing mereka melalui kegiatan usaha.
Disamping itu, Pemkab Bandung Barat melalui DP2KBP3A menyelenggarakan Capacity Building bagi 25 anggota Forum Pekka, yang diselenggarakan di Radiant Hotel, Lembang pada 24 Juni 2025. Dinas mengundang pemateri dalam kegiatan tersebut yakni Drs. H. Rukman Heryana, MSi dan H. Yan Maryanto ( owner Rumah Batik Lembang).
“Capacity Building ini digagas agar perempuan Kepala Keluarga dapat berdaya, mandiri dan mampu berkontribusi dalam rangka ikut membangun tatanan masyarakat yang sejahtera, adil gender dan bermartabat,” jelas Wiriawan.
Ia juga berharap setelah mengikuti kegiatan tersebut diharapkan mereka mampu membangun ekonomi yang mandiri.
Selain itu, mereka mampu memberikan pemahaman kepada anggpta kelompok agar memperkuat kemampuan perempuan kepala keluarga dalam mengelola kehidupan mereka, baik secara pribadi, keluarga maupun ekonomi.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan pula peserta bisa memberikan pemahaman kepada kelompoknya untuk memperkuat kemampuan perempuan kepala keluarga .
“Dengan demikian, Anggota Pekka dapat mencapai kemandirian dan kesejahteraan keluarganya,” pungkasnya.***