CIPATAT,BBPOS- Di tengah keterbatasan sarana dan kondisi bangunan yang memprihatinkan, semangat belajar di SDN 1 Nyomplong, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tetap menyala.
Pasalnya, plafon kelas yang berlubang dan rapuh terpaksa ditambal menggunakan spanduk bekas demi menjaga keamanan siswa dan guru.
Kepala SDN 1 Nyomplong, Dedi, mengatakan kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Meski demikian, pihaknya berusaha semaksimal mungkin agar proses belajar mengajar tetap berjalan aman dan nyaman.
“Pemandangan spanduk di langit-langit kelas memang kurang sedap dipandang, tapi ini adalah upaya kami untuk memastikan keamanan anak-anak saat belajar,” ujarnya saat ditemui di sekolah, beberapa waktu lalu
Sejak tahun 2023, jumlah siswa di SDN 1 Nyomplong terus meningkat, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah tersebut. Namun, kondisi bangunan tidak sebanding dengan antusiasme tersebut. Salah satu ruang kelas sempat tidak digunakan karena bagian plafonnya yang rusak parah.
Kebutuhan ruang belajar bertambah sejak diterapkannya kebijakan sekolah lima hari. Untuk menutupi kekurangan ruang, pihak sekolah akhirnya memutuskan memanfaatkan kembali ruang yang sempat dikosongkan setelah melalui pemeriksaan keamanan.
“Kami memahami bahwa kondisi ruangan itu tidak ideal. Namun kami juga harus memenuhi kebutuhan ruang kelas. Setelah berkonsultasi dengan berbagai pihak dan memastikan langkah-langkah keamanan, ruangan itu kembali kami gunakan,” jelas Dedi.
Sebagai langkah preventif, pihak sekolah memanggil tukang bangunan untuk memeriksa kondisi struktur ruang dan memberikan perkiraan masa pakai. Hasilnya, ruang kelas tersebut masih bisa digunakan sekitar 1–2 tahun dengan catatan terus dilakukan pemantauan rutin.
“Kami tidak ingin mengambil risiko. Keselamatan siswa adalah prioritas utama kami,” tegas Dedi.
Meski dalam keterbatasan, SDN 1 Nyomplong terus menorehkan prestasi. Sekolah ini berhasil meraih juara lomba Pupuh tingkat kabupaten dan prestasi di ajang Pramuka se-Bandung Raya.
“Kami tidak ingin menyerah pada keadaan. Justru keterbatasan ini memacu kami untuk berkreasi dan berprestasi,” katanya penuh semangat.
Pihak sekolah telah mengajukan proposal bantuan perbaikan bangunan kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada realisasi. Dedi berharap pemerintah maupun pihak swasta bisa memberikan dukungan.
“Kami berharap ada uluran tangan dari donatur atau pihak swasta yang peduli terhadap pendidikan. Bantuan sekecil apapun akan sangat berarti bagi kami,” ungkapnya.
Semangat gotong royong menjadi kekuatan utama bagi SDN 1 Nyomplong. Guru, siswa, orang tua, dan masyarakat setempat bergandeng tangan menciptakan suasana belajar yang positif dan penuh harapan.
“Kami percaya, dengan kebersamaan, kami bisa melewati masa sulit ini,” pungkas Dedi.


