Cililin, BBPOS – Salah satu buah tangan khas Bandung Barat yakni wajit Cililin masih menjadi primadona untuk dibawa pulang wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung Barat.
Makanan berbahan dasar ketan yang dicampur dengan kelapa, gula aren, dan gula putih tersebut masih menempati tempat tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Betapa tidak, rasa manis nan legit khas wajit Cililin memanjakan lidah bagi para penikmatnya. Diolah dengan cara tradisional serta berbahan baku serba lokal (Cililin) tidak menghilangkan citarasa yang diwariskan secara turun temurun.
Salah satu pemilik usaha wajit Cililin, Edi Novandi (68) mengaku, kepopuleran wajit Cililin memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Terbukti, usaha yang ia tekuni masih bertahan sejak tahun 1952.
“Usaha yang saya tekuni ini (wajit Cililin) sudah dilanjutkan oleh generasi ketiga, awalnya nenek saya. Saya mulai melanjutkan usaha ini sejak tahun 1972,” ujar pemilik usaha wajit “Pusaka Utama Ibu Hj Erum”, di jalan Raya Cililin no 14, Desa Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (31/1/2019).
Ia menuturkan, dalam sehari tidak kurang dari 20 kilogram ketan, 20 kilogram gula aren, satu kuintal gula pasir, dan ratusan kelapa habis untuk produksi wajit.
“Hampir semua bahan baku menggunakan produk lokal kecuali daun jagung yang digunakan untuk bungkus wajit berasal dari luar Bandung Barat,” tambahnya.
Dengan harga jual yang cukup terjangkau yakni Rp 28.000 per kilogram, dalam satu bulan dirinya mampu menjual rata-rata satu ton (1000 kilogram wajit). Oleh karena itu, dari usahanya tersebut bisa memperkerjakan warga sekitar sebanyak 10 orang karyawan.
“Dalam produksi wajit, saya bisa menggunakan sepuluh tenaga tetangga sekitar rumah,” katanya.
Selain wajit, dirinya pun memproduksi penganan khas Cililin yang identik dengan rasa manis dan berbahan dasar ketan lainnya yakni angleng dan dodol dengan harga Rp 30.000 per kilogram.
“Kalau angleng dan dodol beda prosesnya saja. Kalau angleng ketannya dibikin tepung terlebih dahulu,” katanya.
Sementara itu, Ulfah Hanifah yang merupakan anak dari Edi mengatakan, peran Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat banyak membantu para pelaku usaha kecil menengah. Diantaranya adalah dengan membantu para pengusaha makanan mendapatkan sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Mejelis Ulama Indonesia (MUI).
“Pengurusan izin semakin mudah ,” katanya.
Namun demikian, Ulfah berharap, Pemda Bandung Barat lebih pro aktif dalam merangkul para pengusaha makanan di Cililin. Pasalnya, tidak sedikit masyarakat yang sungkan untuk datang langsung ke Pemda Bandung Barat terkait informasi pemasaran.
Disinggung program Wakil Bupati (Wabup) Bandung Barat, Hengki Kurniawan, yang akan mempromosikan produk UMKM Bandung Barat melalui akun instagramnya, Ulfah mengatakan, akan mencoba datang ke kantor Pemda Bandung Barat.
“Saya harap Pemda Bandung Barat membantu pemasaran wajit Cililin agar mendunia,” harapnya. (DRA)