NGAMPRAH, BBPOS – SD Negeri Bunisari Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) disegel oleh ahli waris, Senin (8/8/2022).
Akibatnya, siswa-siswa di sekolah itu terpaksa harus kembali pulang karena tak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pantauan BBPOS di lokasi, gerbang masuk sekolah ditutup dan dilas, serta disampingnya tertera Surat Keterangan Kepala Desa dengan Nomor: 100/387/2008.DS/IX/Pem.
Dalam SK tersebut tertulis, berdasarkan akta jual beli nomor 73/Pdl/1970 tanggal 20 Januari 1970 yang dikeluarkan oleh PPATS/ Camat Padalarang Sutisna Ariana, SH. Bahwa objek tanah seluas kurang lebih 700 M² Nomor Pasal 89 Kelas D II Nomor Cohir 1390 Blok Cimareme, dengan batas sebelah utara, SDN Bunisari, sebelah timur solokan, sebelah selatan Usup, sebelah barat, Winata.
Objek tanah tersebut sampai saat ini adalah milik Nana Rumantana dan bukan tanah aset milik Pemerintah Desa Gadobangkong.
Salah seorang orang tua siswa, Tarmini mengaku pihaknya kecewa lantaran hari pertama masuk sekolah anak-anak tidak bisa masuk sekolah.
“Tidak ada informasi atau pemberitahuan sebelumnya. Sedih juga, kasihan juga sama anak-anak mereka baru masuk,” katanya kepada wartawan, Senin (8/8/2022).
Sementara itu, Plt Kepala Sekolah, SD Negeri Bunisari, Rita Rosita Fadilah mengaku, dirinya baru menjadi kepala sekolah tahun ini, namun sudah terjadi lagi penggembokan gerbang sekolah.
Ia menuturkan, dulu sebelum dimerger dengan SD Negeri Bunisari, SD Negeri Langensari tersebut sempat juga digembok.
“Tahun-tahun terdahulu juga sempat terjadi penggembokan,” katanya saat ditemui.
Ia berharap, dengan kembali terjadinya penggembokan ini ada langkah yang bisa dilakukan Disdik KBB, khususnya untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan masalah pribadi.
“Karena masalah ini berhubungan dengan masalah pribadi. Jadi, ke depan kami berharap kegiatan sekolah ini berjalan dengan kondusif menata ruang atau sekolah di SDN Bunisari,” ujarnya.
Ia mengaku, sementara ini pihaknya belum bisa melakukan penataan dan pembenahan sekolah yang sebelumnya merupakan SD Negeri Langensari.
“Kita saat ini belum bisa mengecat dan memperbaiki tembok karena dikhawatirkan kejadian ini terulang lagi seperti yang saat ini terjadi,” tuturnya.
“Makanya, tembok-tembok yang sudah rapuh kami biarkan saja, karena posisinya masih bermasalah,” terangnya
Ia menilai, seharusnya ada tindakan lebih lanjut dari awal lantaran penggembokan tersebut sudah dilakukan beberapa kali.
“Kalau tidak salah sudah tiga kali ada penggembokan ini. Itu berdasarkan kabar,” ucapnya.
Disinggung solusi untuk para siswa, ia menyebut, untuk saat ini pihaknya bakal tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Anak-anak tetap belajar karena mereka memiliki hak, terlebih sekarang sudah memasuki PTM 100 persen,” pungkasnya.