Cimareme, BBPOS – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat KH Rafani Akhyar menyebut rasa toleransi antar umat beragama masih perlu ditingkatkan di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Hal tersebut terbukti dari aksi protes terhadap pembuatan tempat peribadatan agama lain yang menyeruak ke permukaan di Parongpong, KBB beberapa waktu lalu.
“Sebetulnya KBB hanya di Parongpong soal rumah peribadatan, sampai saat ini belum tuntas karena terhambat, soal rekomendasinya,” ungkap KH Rafani di HBS Cimareme, Rabu (25/11/2020).
Menurutnya, di tengah dinamika sosial dan politik global, kemajemukan bangsa, termasuk keberagaman agama saat ini bukan hanya masyarakat saja yang belum faham arti kerukunan dan dalam penguatan agama.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dinilai perlu memberikan pemahaman kerukunan umat beragama, guna memberikan rasa saling menghargai dan hidup rukun.
“Sebetulnya, Bandung Barat ini tidak termasuk daerah yang rawan konflik, walaupun memang ada satu, dua kasus yang belum terselesaikan tapi itu tidak sampai menimbulkan konflik. Hanya perlu lebih sosialisasikan terkait penguatan kerukunan dalam kehidupan beragama,” kata Rafani.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol KBB, Jaja mengatakan, pihaknya sudah memediasi permasalahan itu dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat.
“Sebetulnya ada yang tidak keberatan tapi ada segelintir yang belum paham dengan adanya tempat peribatan itu,” kata Jaja.
Menurut Jaja, kejadian itu tentu saja seperti menjadi peringatan kepada masyarakat Bandung Barat bahwa soal kerukunan dan toleransi umat beragama masih perlu digencarkan. Sebab, kerukunan antarumat beragama tidak muncul secara tiba-tiba.
“Di KBB ada beberapa suku ras agama yang lumayan banyak, dalam hal ini bukan masalah intoleransinya. Tapi ini tentang pemahaman dari masyarakat sekitar. Insha Allah Kesbangpol dan FKUB akan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat,” pungkas Jaja.