Ngamprah, BBPOS – Kepala DP2KBP2A KBB, Eriska mengatakan di tahun 2021 program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) akan di kebut.
Hal itu dikatakannya mengingat saat ini program tersebut khususnya tiga target yang ada pada Banggakecana itu hingga kini belum tercapai.
“Ada 3 poin didalam program itu, salah satunya yang harus kita sukseskan yaitu inti dari Banggakencana itu adalah keluarga, ketika keluarga itu sejahtera inshaallah apa yang dari cita-cita inti pembangunan di dalam sebuah keluarga tercapai,” ujar Eriska Usai rapat koordinasi DP2KBP3A di Ngamprah, Rabu (16/9).
Eriska menyebutkan, hasil evaluasi pelaksanaan program 2019 menunjukkan setidaknya ada tiga program yang belum mencapai hasil memuaskan. Pencapaiannya masih di bawah target yang ditetapkan pemerintah pusat.
Angka perempuan usia 15 sampai 49 melahirkan lebih dari dua anak masih cukup banyak, padahal pemerintah menargetkan hanya dua anak. Hal ini harus menjadi perhatian bersama demi suksesnya program KB.
Menurutnya, perlu kehadiran pemerintah dalam membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya supaya mudah menjalankan program tersebut. Ini perlu percepatan kegiatan prioritas, sinergitas dan harmonisasi antara pemerintah dan petugas dilapangan.
“Tadi sudah banyak usul juga, ini memang harus didukung oleh semua OPD. Percuma misalkan, hasil pembangunan bagus. Anggap jalan dan jembatan terbangun sementara kita tidak berkualitas ngapain,” kata dia.
“Perlu menjadi perhatian kita karena masih rendahnya daya saing, terlihat dari indeks pembangunan manusia di Bandung Barat,” sambungnya.
Oleh karena itu kata dia, masyarakat harus diberi pemahaman bahwa program Banggakencana tidak sekadar mengarahkan anak cukup dua orang. Hal yang lebih penting adalah terkait bagaimana merencanakan keluarga agar nantinya bisa mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan.
Terutama dalam memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga.
“Kita harus bisa menciptakan keluarga yang berkualitas dan mandiri yang dapat dicapai melalui 3 fokus pembahasan. Lalu, pengerahan maksimal Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di daerah terpencil, dan ketiga mencegah remaja melakukan pernikhan dini,” tandasnya.