PADALARANG, BBPOS – Puluhan kios di lantai dasar pasar Tradisional Tagog Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) disegel pengelola, yakni PT Bina Bangun Persada.
Pantauan BBPOS pada Kamis, 14 Juli 2022, sejumlah kios dipasangi segel bertuliskan dasar surat pernyataan mematuhi tata tertib berdagang di pasar tagog padalarang poin (E) dilarang mengganti jenis dagangan atau komoditi yang tidak sesuai dengan yang tercantum dalam berita acara serah terima atau surat IPK-IPL ditutup sementara.
Salah seorang pedagang, Amih (60) mengungkapkan, penyegelan itu dilakukan karena para pemilik kios tersebut berjualan komoditi yang seharusnya dijual di lantai satu.
“Mereka yang disegel karena menjual minyak goreng, tepung terigu dan rokok. Ya komoditi yang harusnya dijual di lantai satu, mereka jual disini (di lantai dasar),” ujar Amih kepada BBPOS.
Ia mengatakan, sekitar pukul 11.30 WIB, pengelola pasar yang didampingi oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) KBB menyegel kios yang menyalahi aturan.
“Sempat bersitegang antara pedagang dan petugas juga tadi saat penyegelan, kasihan padahal itu kios kecil,” kata Amih.
Menurut Amih, meskipun para pedagang menyalahi aturan yang sudah disepakati. Namun, baiknya pengelola pasar memberikan peringatan berupa edukasi kepada para pedagang.
Apalagi saat ini, lanjut ia, kondisi pendapatan para pedagang di Pasar Tradisional Tagog Padalarang anjlok akibat sepinya pembeli.
“Kasihan lah mereka yang berdagang kecil, ada kios yang hanya kedapatan menjual minyak goreng pakai plastik kecil juga langsung disegel. Harusnya berikan peringatan dan edukasi, jangan langsung menyegel dan menutup sementara,” imbuhnya.
Sementara itu, Rendi (23) penjual sayuran mengatakan, pada kesepakatan awal dengan pihak PT Bangun Bina Persada. Lantai dasar hanya dikhususkan untuk berjualan sayuran, ikan dan daging. Sementara, untuk komoditi seperti minyak goreng dan tepung terigu dijual di lantai dua.
“Aturannya kaya gitu dari awal juga, gak tau mungkin di lantai dua sepi pengunjung juga kali yah jadi mereka berjualan komoditi lain disini,” kata Rendi.
Meskipun demikian, Rendi menyayangkan sikap pengelola pasar yang tak memberikan kelonggaran seperti peringatan awal kepada para pedagang. Alhasil jika kios mereka ditutup, tentu akan berdampak pada perekonomian pedagang.
“Di atas sepi, disini juga sepi. Mungkin karena itu jadi mereka nekat jualan dibawah, berharap mah pengelola memberikan kelonggaran bagi mereka,” pungkasnya.