Padalarang,BBPOS – Seyogyanya rumah menjadi tempat tinggal yang nyaman untuk bercengkrama menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
Namun lain halnya bagi Rohayati (45) warga asal Kampung Kepuh RT 02 RW 11, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Ia harus tinggal di gubuk yang nyaris rubuh bersama sang ibu dan kedua anaknya.
Rohayati menuturkan, kurang lebih telah dua puluh tahun tinggal di rumah tersebut. Terlebih suami sudah tiada meninggal dunia sejak beberapa tahun lalu.
“Dirumah hanya 4 orang, saya dan 2 anak saya, lalu cucu saya 1 orang. Dulu almarhum suami saya juga tinggal di tempat ini,” kata Rohayati kepada BBPOS.com di rumahnya, Rabu (17/7/2019).
Ia mengatakan, rumah tersebut dahulunya dibangun oleh almarhum suaminya, dengan modal pemberian tanah dari orang tua.
Melihat kondisi rumah saat ini, ia bukan tidak mau memperbaiki gubuk tersebut. Lagi-lagi alasan keterbatasan ekonomi membuat keluarga ini tidak bisa berbuat banyak.
Ia mengaku acap kali ketakutan manakala musim penghujan tiba, terlebih jika hujan datang disertai angin kencang. Pasalnya, di rumah semi permanen tersebut tiang penyangga sudah dalam posisi miring, ditambah atap belakang yang juga miring nyaris ambruk.
“Atap bocor kalo hujan air masuk, ditambah kalo angin besar, rumah juga ikut bergerak. Jadi saya dan anak-anak mengungsi ke rumah tetangga,” katanya.
Dengan pendapatan sebagai buruh hanya Rp10.000 per hari, mustahil baginya untuk memperbaiki rumah tersebut. Betapa tidak, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pun Rohayati harus banting tulang.
“Itu pun bila ada garapan pekerjaan. “Jika tidak ada, ya tidak dapat uang,” ungkapnya.
Sejauh ini, pihaknya belum mendapatkan
bantuan perbaikan dari pemerintah setempat. Sehingga, mau tidak mau dia bersama keempat anggota keluarganya memilih bertahan di rumah miring.
“Ada yang datang ke sini, foto-foto katanya mau dibantu. Tapi sampai sekarang enggak ada (bantuan), sempat ada yang bilang akan ada bantuan sesudah lebaran. Tapi ga ada,” ujar Rohayati.
Ia berharap, ada uluran tangan dermawan yang bisa membantu dirinya bersama keluarga untuk memperbaiki rumah tempat tinggalnya selama ini.
“Mudah-mudahan ada yang membantu, agar kami tidak khawatir tertimpa bangunan,” harap ia seraya menghapus air mata. (Wit)