Cipatat, BBPOS – Bulan suci Ramadan 1442 Hijriah terasa lebih istimewa karena pada saat umat Islam menjalani ibadah puasa, diuji pula kesabaran dalam menghadapi wabah Covid-19 atau virus Corona.
Kondisi itu menjadikan bulan suci kali ini momentum yang sangat berharga bagi semua pihak untuk berbagi dan peduli terhadap orang di sekitar yang mengalami kesulitan kesehatan ataupun ekonomi, demi mendapatkan berkah tak berbatas.
Salah satunya yang dilakukan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang melaksanakan bagi-bagi bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu diwilayahnya.
Ketua koordinator PKH Kecamatan Cipatat, Rahmat Sulaiman Zulkarnain menjelaskan, kegiatan dengan tema Gema Peduli yaitu, berbagi parcel, berbagi alat bantu tongkat bagi lanjut usia (Lansia) dan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan di puskesmas Rajamandala dan Cipatat.
“Kiita bagikan ini di seluruh desa diwilayah kecamatan Cipatat. Kita sering menjumpai masyarakat yang belum tersentuh bantuan baik swadaya maupun uluran pemerintah. Hal inilah yang menginspirasi pendamping sosial PKH Kecamatan Cipatat untuk mengadakan sebuah acara “Gema Peduli” di bulan Ramadhan 1442 H,” ungkap Rahmat kepada BBPOS, Selasa (11/5/2021).
Selain membagikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu, kata Rahmat, pihaknya pun telah memberika santunan, tausiah dan buka puasa bersama yatim piatu di Pondok Pesantren Inayatul Muhajirin Mandalasari Cipatat.
“Alhamdulillah kita bisa melaksanakan kegiatan itu dengan sukses. Masyarakat harusnya dapat merasakan pemerataan sosial ekonomi sebagai mana amanat pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, di sisi lain masih dijumpainya masyarakat yang belum merasakan hal itu,” katanya.
Ia menambahkan, tidak sedikit masyarakat di Bandung Barat masih kesulitan dalam perekonomiannya. Salah satunya dijelaskan Rahmat, saat dirinya membagikan sembako, pihaknya menemukan dua orang lansia yang hidup dalam garis kemiskinan.
“Seperti halnya ibu Anih ia hidup di sebuah rumah gubug berdinding bilik bambu berukuran 4×3 meter persegi seorang diri. Lalu, masih di tempat yang sama, ada seorang nenek yang sudah lansia hidup sebatang kara dengan ukuran rumah yang sama, ditambah lagi tidak ada tempat MCK yang memadai serta rumahnya dikelilingi kandang domba,” katanya.
Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan tersebut kata Rahmat, diharapkan dapat meningkatkan silaturahmi antara masyarakat dan unsur pemerintahan.
“Diharapkan dapat menumbuhkan rasa solidaritas, tanggung jawab dan inovasi bagi semua pihak untuk selalu menjaga rasa kepedulian,” pungkasnya.