Padalarang BBPOS- Nasib naas menimpa Mawar (14), sebut saja begitu. Warga Desa Jayamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini, diduga menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual oleh 3 pemuda yang tak dikenalnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga sekitar, kejadian yang menimpanya terjadi sepulang dari mengaji di Masjid yang tidak jauh dari kediamannya pada Jumat, 22 Februari 2019 lalu.
Ayahanda, Mawar menuturkan, anaknya tersebut merupakan seorang anak belia yang berbakti dan nurut kepada kedua orang tua. Selain itu, Mawar dikenal sebagai anak yang tidak sering bergaul keluar rumah seperti anak seusianya yang lain.
“Seberes pulang sekolah dan mengaji dia selalu pulang tepat pada waktunya,” ucap Anto (bukan nama sebenarnya) yang tak lain merupakan ayah kandung Mawar.
Ia bercerita, Mawar lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, walaupun sesekali ia bermain namun tidak pernah jauh bahkan menghabiskan waktu berjam-jam di luar rumah pun tidak pernah.
“Mawar memiliki sahabat wanita, saya sudah dekat dengan temannya. Soalnya suka nginep dirumah saya,” ucap Anto.
Namun malam itu, gadis belia yang tercatat sebagai siswa SMP tersebut, sempat berpamitan sekedar untuk membeli seblak yang tidak jauh dari rumah sekitar pukul 19.30 Wib malam.
“saya mengira, anak saya ada dirumah teman wanitanya,” katanya seraya penuh kecewa.
Pada malam naas itu, ia tidak menyadari bahwa anak kesayangannya itu, dibawa oleh lelaki yang tidak dikenal dan direnggut kehormatannya secara paksa.
“sehabis beli seblak, ada yang memberikan air, pusing dan lemas yang dirasa. Tau-tau sudah ada di wilayah bojonghaleang,” ujarnya dengan penuh pilu.
Selanjutnya, pada keesokan harinya tepat pada hari Sabtu, 23 Februari 2019 lalu, ketika mendapat kabar Mawar menjadi korban pelecehan seksual, pihak keluarga pun langsung bergegas melapor kepada pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Batujajar, untuk ditindak lanjuti. Namun demikian, hingga saat ini pihaknya belum mendapat kabar terkait kasus yang menimpa anaknya.
“Ketika mengetahui anak saya direnggut kehormatannya, kami mulai panik,” katanya ke Bandungbaratpos.com saat disambangi ke rumahnya, Selasa (5/3/2019).
Anto berharap, kepada pihak kepolisian bisa secepatnya mengusut tuntas kasus yang menimpa anaknya. Betapa tidak, hingga saat ini Mawar terlihat tertekan secara psikologis, kendati kondisi fisiknya terlihat sehat.
“Sudah 11 hari saya menunggu kabar dari pihak polsek belum juga ada kabar, saya berharap pelaku segera tertangkap dan dihukum dengan seberat-beratnya,” katanya.
Ditemui di tempat terpisah, Bidang Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3AKB) KBB, Euis Siti Jamilah mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan observasi untuk pemulihan dari sisi psikologis pasca kejadian korban.
“Korban kini ditangani secara intensif untuk pemulihan psikologis,”katanya. (Wit)