Cimerang, BBPOS – Menjadi seorang ibu yang membesarkan kedua anaknya sendirian sepeninggal suaminya, membuat Emi (51) warga asal Kampung Cimerang, Desa CItatah, Kecamatan Cipatat, KBB tersebut harus banting tulang menafkahi keluarganya.
Emi menjalani profesi sebagai pembuat peuyeum di salah satu pemilik usaha peuyeum Bandung di daerah Cimerang. Ia mengaku mendapatkan upah sebesar Rp 25.000 per kuintal peuyeum dari mulai mengupas, merebus, mencampuri ragi sampai dengan mengemas peuyeum dalam sebuah wadah.
“Sehari penghasilan paling Rp. 25.000,” ujarnya kepada BBPOS seraya membereskan peuyeum, Sabtu (2/2/2019).
Ia mengatakan, dari penghasilannya tersebut, Emi gunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Dengan penghasilan yang sangat jauh dari kata “layak”, kedua anaknya hanya mampu menyelesaikan pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar (SD).
“Pulang dari sini,langsung beli beras, bayar ke warung, anak anak saya kasih Rp5000 buat jajan,”katanya lirih.
Ia menjelaskan, hingga saat ini Emi belum pernah tersentuh oleh program Bantuan Sosial (Bansos)Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat. Oleh karena itu, ia berharap kepada pemerintah untuk meringankan beban yang selama ini ia rasakan.
“PKH, Balsem, Raskin saya belum pernah dapat,”ujarnya.
Namun demikian, Emi tidak pernah menyalahkan kondisi yang ia rasakan saat ini. Baginya, usaha yang ia jalani patut disyukuri.
Bagi wanita paruh baya yang telah 15 tahun menjadi pembuat peuyeum Bandung itu, melihat kedua puteranya tidak mengalami kondisi yang sama seperti yang Emi alami, merupakanimpian terbesarnya.
“Anak saya jangan sampai merasakan apa yang saya alami,mereka harus sukses,” ujar Emi seraya mengusap airmata. (Dra)