Ngamprah, BBPOS – Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan mewabahnya Virus Corona atau yang dikenal dengan Covid-19. Namun, dengan perkembangan media sosial saat ini dengan pesat. Penyebaran berita bohong atau hoaks semakin masif seiring dengan meningkatnya kasus virus corona di Indonesia.
Namun, sayang penggunaan media sosial yang tidak diimbangi literasi digital serta pemahaman tentang aturan hukum menyebabkan berita palsu alias hoax kian merajalela.
Seperti dilansir dari Kompas.com Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono menegaskan, seseorang bisa dikenai pidana apabila menyebarkan informasi palsu.
Merujuk UU ITE, dalam Pasal 45A ayat (1), setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan dipidana dengan pidana penjara enam tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.
“Bisa kena Undang-Undang ITE. Itu ancaman dalam Undang-Undang (enam tahun),” ujarnya singkat kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020) lalu.
Ringan atau tidaknya hukuman kepada para penyebar hoaks, imbuhnya, tergantung dari hasil persidangan.
“Nanti tergantung hakim yang memutus perkara,” kata dia.
Sejauh ini, tambahnya, sudah ada beberapa orang yang ditetapkan sebagai tersangka karena menyebarkan informasi palsu soal virus corona. Namun, Argo tidak menjelaskan secara rinci.
Kasus penyebaran hoaks yang diketahuinya berada di Kalimantan Timur, Banten, dan lainnya.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (5/3/2020), ada lima orang tersangka yang ditetapkan karena menyebarkan hoaks.
Kelima tersangka itu ditangkap dalam dua hari. Mereka dijerat Pasal 14 dan 15 UU ITE.
Rinciannya, satu kasus di Banten, dua kasus di Kalimantan Barat, dan dua kasus di Kalimantan Timur.
Modusnya berbeda-beda. Pertama, ada yang menyebarkan informasi mengenai seorang warga negara asing terjangkit virus corona dan mengimbau masyarakat agar menjauhi WNA tersebut.
Ada pula yang menyebarkan video tentang penanganan pasien flu dan pilek, tetapi diberi narasi bahwa pasien tersebut diduga terjangkit virus corona.
Menanggapi maraknya hoaks di media sosial, Argo mengimbau kepada masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial.
Diketahui, penyebaran virus corona di seluruh dunia telah menembus 152 negara.
Seiring dengan itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, China, tersebut juga semakin banyak.
Melansir dari peta penyebaran Covid-19, Coronavirus COVID-19 Global Cases by John Hopkins CSSE, hingga Selasa (17/3/2020) pagi, jumlah pasien yang sembuh tercatat sebanyak 78.939 orang.
Sementara itu, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai 181.562 kasus dengan korban meninggal sebanyak 7.138 orang.
Indonesia mulai mengonfirmasi kasus positif virus corona sejak 2 Maret 2020.
Hingga Senin (23/3/2020), sudah ada 579 orang yang terinfeksi, 30 sembuh dan 49 orang meninggal dunia.
“Jumlah kasus bertambah 65 dari data kemarin. Sehingga total kasus hari ini menjadi 579 orang,” tandasnya