Ngamprah, BBPOS – Pemkab Bandung Barat mengalokasikan anggaran khusus dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 14 miliar rupiah melalui Dinas Kesehatan Bandung Barat untuk penanganan dan pencegahan penularan Covid-19.
Sekretaris Dinas Kesehatan Bandung Barat, Nanang Ismantoro mengatakan anggaran ini sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Kemendagri yakni Permendagri Nomor 20 Tahun 2020 tentang percepatan penanganan Covid-19 di lingkungan pemerintah daerah.
“Anggaran itu diantaranya untuk Alat Pelindung Diri (APD) dan sarana seperti desinfeksi serta hand sanitizer,” ungkap Nanang melalui sambungan telepon, Rabu (25/03/2020).
Dia menambahkan, dana itu juga nantinya akan dialokasikan untuk pembelian APD tenaga medis serta Rapid Diagnostic Test (RDT), terkhusus yang ada dalam kategori Orang Dalam Pantauan (ODP).
Penggunanaan anggaran tersebut kata Nanang, khusus untuk penanggulangan Covid-19 di Bandung Barat, mulai dari pengadaan masker, hand sanitizer dan kebuyuhan alat-alat medis di rumah sakit.
“Uang sudah ada untuk penanganan Covid-19, hanya saat ini barang masih indent,” kata dia.
Selain itu Nanang pun menyampaikan data terbaru situasi Covid-19 di Bandung Barat. Saat ini tercatat sudah ada 72 orang yang terdampak. Rinciannya 67 ODP, 3 PDP dan 2 Positif Covid-19.
“Pasien positif 2 orang satu meninggal yang satunya lagi saat ini diisolasi. Sekarang PDP ada 3. Satu pasien sudah selesai dipantau dan dinyatakan negatif. Yang dua lagi masih pengawasan. Semuanya ada 72 orang per hari ini. ODP meningkat menjadi 67 orang,” ucap dia.
Sebelumnya kata dia pasien meninggal yang sebelumnya berstatus Pasien dalam Pengawasan (PDP) dinyatakan positif COVID-19.
Pasien tersebut merupakan seorang pendeta asal Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB. Istri dari seorang pendeta itu juga dinyatakan positif dan tengah dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Nanang menjelaskan tracing riwayat perjalanan pendeta dan istrinya, mereka sempat mengikuti kegiatan keagamaan yang digelar di Lembang Asri. Selain istri pendeta yang terpapar, jemaat lain yang mengikuti kegiatan itu juga dipastikan positif Corona.
Nanang menyebutkan, jemaat yang terinfeksi merupakan seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lembang.
“Iya. Dokter yang bekerja di RSUD Lembang jemaatnya dia, cuman dokter itu beralamat di Kota Bandung,” kata Nanang.
Nanang menyebutkan dari kegiatan keagamaan di Lembang Asri itu, tidak sedikit warga yang terpapar. Saat ini, petugas medis masih melakukan penelusuran jemaat yang hadir. Selanjutnya, jemaat yang hadir di kegiatan keagamaan di Lembang Asri akan dilakukan tes cepat atau rapid test.
“Acara yang di Lembang Asri memang banyak yang terpapar di sana. Sekarang sedang diidentifikasi orang-orangnya. Nanti akan langsung kita rapid test,” sebutnya.
“Dinyatakan ODP (Orang dalam Pemantauan) semua yg ikut acara itu. Tindakan sementara, lokasi acara itu sudah disemprot disinfektan,” imbuhnya.
Dari hasil penelusuran Dinkes KBB, menurut Nanang, pendeta tersebut memiliki mobilitas yang cukup tinggi. Di tengah pandemi COVID-19 di berbagai belahan dunia, pendeta tersebut masih sempat berkunjung ke negara terjangkit.
“Pendeta itu memang mobilitasnya tinggi. Dia pernah ke luar negeri ke Israel. Yang bahayanya, jemaat yang hadir di acara itu ikut tertular bahkan ada yang meninggal juga,” pungkasnya.