NGAMPRAH, BBPOS– Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat akan lakukan mitigasi awal seusai menggeluarkan Surat Keputusan (SK) Tanggap Darurat Bencana atas kejadian kebakaran di TPA Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Mitigasi awal itu dengan memberhentikan segala aktifitas serta merelokasi warga yang ada di sekitar lokasi, terutama para pengempul yang tinggal dan menggantungkan kehidupannya dari keberadaan TPA itu.
“Kami juga telah mendirikan posko kesehatan, BPBD, Damkar dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan perut para petugas yang sedang bertugas di TPA Sarimukti,” jelas, pada Kamis (24/8).
Hingga saat ini api belum juga bisa dipadamkan dan petugas pemadam kebakaran dari Bandung Raya bahkan Cianjur belum bisa mematikan si jago merah yang semakin meluas akibat faktor cuaca ekstrim.
Oleh sebab itu, Hengky berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Pusat bisa turun tangan untuk menanggulangi kebakaran ini.
Mengingat akan kondisi tersebut, Hengky khawatir kebakaran ini bisa menyebabkan TPA Sarimukti meledak seperti yang menimpa TPA Leuwigajah belasan tahun silam.
“Sehingga perlu juga kajian dari tim akademisi agar dapat diperoleh solusi terbaik, karena sepertinya membutuhkan cairan kimia khusus untuk menyelesaikan persoalan kebakaran ini,” jelasnya.
Akan tetapi, penanganan prioritas Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat saat ini yakni penanganan kesehatan masyarakat yang berada di sekitar, mengingat asap yang dihasilkan dari kebakaran itu sangat membahayakan kesehatan.
Hengky juga berharap, ada bantuan dari pihak-pihak lain supaya dapat segera memadamkan kebakaran ini, seperti Depo Pertamina yang memiliki alat pemadam api khusus.
“Kami berharap Depo Pertamina Padalarang dan pihak-pihak lainnya dapat turut membantu Pemerintah Daerah agar dapat segera memadamkan kebakaran ini. Kami akan segera mengirimkan surat permohonan bantuannya,” ujarnya.
Pemda Bandung Barat sendiri akan menambah armada ambulan yang akan stand by di sekitar lokasi, sehingga akan bisa segera memobilisasi masyarakat ke rumah sakit terdekat jika berdampak lebih pada kesehatan masyarakat.**