Lembang, BBPOS –Dari jumlah pupulasi penduduk Kabupaten Bandung Barat sebanyak 192.000 jiwa sekitar 11,49 persen masih tergolong warga miskin. Kendati angka kemiskinan pada tahun 2018 mengalami penurunan namun jumlah tersebut masih tergolong cukup tinggi. Demikian ungkap Kepala Bidang Bappelitbang Kab. Bandung Barat, Kamal Mustafa, Rabu (29/8/2018).
Menurutnya, untuk meningkatkan penurunan angka kemiskinan pemerintah daerah akan terus berkoordinasi secara intensif dengan seluruh kepala desa terkait data pasti warga yang masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Pasalnya, aparatur desa merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah daerah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat serta diharapkan lebih mengetahui kebutuhan dan solusi yang diperlukan oleh warga.
“untuk melipat gandakan jumlah penurunan angka kemiskinan ini, kami berkoordinasi langsung dengan kepala desa, mengingat mereka adalah pihak yang lenih mengetahui kondisi masyarakat secara langsung dan terperinci. Jadi aparat desa merupakan ujung tombak penanggulangan kemiskinan karena bersentuhan langsung dengan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Pj Bupati Bandung Barat, Dadang M Ma’soem mengatakan, belum ditemukannya metode penanggulangan kemiskinan yang tepat merupakan salah satu tantangan bagi pemerintah untuk terus berusaha memberikan solusi terhadap masalah yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari tersebut. Lebih lanjut Dadang mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan secara terkoordinir baik secara lintas sektoral maupun lintas pimpinan.
“Saya rasa kendalanya pada metodologinya yang masih belum pas,sehingga belum diperoleh model penanggulang kemiskinan yang terbaik,” katanya saat membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Model Penanggulangan Kemiskinan di Tingkat Desa Tahun 2018.
Ia menambahkan, beberapa model telah dilaksanakan dinilai kurang tepat karena seolah-olah memanjakan masyarakat yang masuk dalam kategori miskin dengan program yang bersifat konsumtif sehingga tidak membuat warga miskin lebih berdaya. Namun demikian, Dadang menyarankan program yang lebih menumbuhkan kreatifitas dan menambah kemampuan warga agar lebih produktif sehingga mampu menghidupi dirinya sendiri.
“Model yang paling pas adalah lebih kepada pemberdayaan perekonomian masyarakat. Dengan kata lain berikan mereka pancing dan kail dan biaarkan mereka berusaha sendiri menagkap ikan jangan hanya memberi mereka ikan karena itu akan membuat terlena,”pungkasnya. **