“Puncaknya hari ini berada di angka Rp18 ribu per kilogram. Sudah seminggu lalu terus turun,” katanya, Jumat (24/9).
Ia menambahkan, permintaan pembeli telur saat ini cenderung mengalami penurunan. Dengan begitu, hal tersebut berpengaruh terhadap penghasilannya saat ini.
“Gak jadi masalah kalau harga turun. Yang masalah permintaan ikut turun juga, sedangkan stok telur banyak. Saya khawatir nanti gak ada yang beli jadi busuk,” tambahnya.
Selain lantaran adanya PPKM, kata Dedi, menurunnya permintaan telur lantaran sejumlah bansos memakai komoditi telur yang didistribusikan kepada masyarakat.
“Hari biasa saya bisa jual 30 Kg per hari, sekarang 15 Kg saja sulit. Paling langganan untuk buat martabak,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat, Rcky Riyadi mengatakan, penurunan harga komoditi telur tersebut sangat membantu warga.
“Bagus kalau sekarang turun. Semoga tetap di angka ini. Mungkin karena distribusi lancar karena pelonggaran PPPKM, jadi stoknya banyak,”pungkasnya.