NGAMPRAH, BBPOS,- Permasalahan sampah di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah mencapai puncaknya. Selain itu, tumpukan sampah sudah melebihi kapasitas dari daya tampung semestinya.
Diperparah dampak dari over kapasitas itu terasa sejak TPA Sarimukti diguyur hujan, jalur menuju zona pembuangan sampah dipenuhi lumpur dan lendir sampah yang mengakibatkan kecelakaan bagi truk-truk pengangkut sampah.
Akhirnya proses pengangkutan sampah mengalami keterlambatan, truk pengangkut sampah harus memakan waktu dan berjalan pelan saat melakukan manuver di jalur truk menuju TPA Sarimukti.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtias mengatakan, dampak dari over kapasitas di TPA Sarimukti ini harus disadari oleh masyarakat khususnya masyarakat di wilayah Bandung Raya.
“Sebenarnya kondisi TPA Sarimukti sudah overload. Daya tampung seharusnya 2 juta ton tapi saat ini sampah yang menggunung sudah mencapai 14 juta ton,” ungkap Prima saat dihubungi, Kamis (20/10/2022).
Ia mencatat, ada 4 daerah di wilayah Bandung Raya yang membuang sampah ke TPA Sarimukti, diantaranya Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.
Dalam sehari lanjut Prima, rata-rata sampah yang dibuang di angka 1800 sampai 2000 ton per hari, data itu dilihat dari angka timbangan truk sampah di TPA Sarimukti.
“Dari data jumlah timbangan yang masuk ke kita, sepertinya tidak ada pengurangan sampah di masing-masing daerah,” kata Prima.
Padahal TPA Sarimukti sebenarnya disiapkan sebagai TPA darurat yang hanya menampung sampah-sampah residu, oleh karenanya Kabupaten/Kota diminta untuk melakukan pengurangan dan penanganan sampah 30 persen dengan target 2025.
“Coba sekarang lihat berapa persen sampah yang dikurangi dihulu sehingga tidak semua dibuang di hilir. Harusnya, hilir itu hanya residu sifatnya sehingga lifetime dari TPA itu semakin panjang,” ujar Prima.
Ia menambahkan dalam satu hari setiap orang memiliki beban sampah sebanyak setengah kilogram. Maka, jika pengelolaan sampah hanya sebatas tumpuk-angkut-buang maka akan menjadi beban TPA.
“Persoalan sampah ini menjadi tanggung jawab bersama. Sebab semua orang membuang sampah tanpa terkecuali. Setiap orang setengah kilogram buang sampahmya. Sudah itu apakah dipikirkan kemana buang sampahnya?” kata Prima.
Tak heran jika pengelolaan sampah dari hulu saja tidak disiplin, maka TPA Sarimukti pun akan berumur pendek dan daya tampung sampah cepat penuh.
“Sarimukti ini adalah TPPAS darurat, karena dulu ada tragedi TPA Leuwigajah. Sekarang kita lagi nyiapin yang Legoknangka benar benar ini insyaallah well prepare, karena lagi proses lelang sekarang,” imbuhnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan menyebutkan, saat ini Pemda Bandung Barat tengah fokus pada masalah dan upaya penanganan sampah di daerahnya.
“Sampah ini menjadi permasalahan yang serius, dan kita sedang fokus pada upaya dan penanganan terkait sampah,” kata Hengki di Ngamprah.
“Kalau legok nangka memang kita mendapat atau harus menyetor sekitar 75 ton sampah,” sambungnya.
Selain itu, menurut Hengky terdapat beberapa kendala, seperti kurangnya SDM, anggaran serta truk pengangkut sampah.
“Nah kalau untuk kekurangan yang lain memang kendalanya adalah di anggaran kita dan jumlah SDM dan truk pengangkut. Makanya saya perintahkan kepala dinas Lingkungan Hidup (LH) coba kalau ini bisa kita kerjasamakan dengan pihak ketiga,” tutupnya.